NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Asal usul mbah Semar penguasa tanah Jawa, lengkap tentang versi kelahirannya.
Semar atau Batara Ismaya Batara Iswara Jurudyah Punta Prasanta Semar adalah nama tokoh utama dalam punakawan di pewayangan Jawa.
Tokoh dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita Mahabharata, yaitu Sahadewa dari keluarga Pandawa.
Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.
BACA JUGA:Kredit Toyota Rush, Ada Pilihan Cicilan Mulai dari Rp 3 Juta, Segini DP yang Dibutuhkan
Pada zaman ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah.
Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa.
Salah satu ulama yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya Sunan Kalijaga. Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melainkan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa.
BACA JUGA:Bisa Kaya 7 Turunan, di Balik Misteri Pesugihan, Ini Lokasi Pesugihan Terkenal di Tanah Jawa
Terdapat beberapa versi tentang kelahiran atau sejarah Semar. Namun semuanya menyebut tokoh ini sebagai penjelmaan dewa.
Dalam naskah Serat Kanda dikisahkan, penguasa kahyangan bernama Sanghyang Nurrasa memiliki dua orang putra bernama Sanghyang Tunggal dan Sanghyang Wenang.
Karena Sanghyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sanghyang Wenang.
Dari Sanghyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya yang bernama Batara Guru. Sanghyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar.
Sedangkan dalam naskah Paramayoga dikisahkan, Sanghyang Tunggal adalah anak dari Sanghyang Wenang.