BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Belum lama harga TBS kelapa sawit naik, sekarang harga CPO dunia kembali menunjukan tren negatif. Kondisi ini sangat dipengaruhi sentimen terhadap China.
BACA JUGA:Cuaca Sering Ekstrem, Korem 041 Gamas Cek Alat Kebencanaan hingga Kendaraan Operasional
Dalam Bursa Malaysia Exchange Selasa pagi (7/3) harga CPO sesi awal perdagangan turun 0,16 persen menjadi MYR 4.276 per ton.
Padahal kemarin (6/3) harga CPO di Bursa Malaysia Exchange juga turun 1,59 persen pada harga MYR 4.283 per ton.
BACA JUGA:Tersangka Sakit Hati, Kemudian Gandakan Kunci Lalu Mobil Dicuri
Anjloknya harga CPO dunia dampak dari target pertumbuhan ekonomi China tahun ini yang diproyeksikan berkisar 5 persen.
Sedangkan banyak pihak memprediksikan pertumbuhan ekonomi China tahun ini lebih dari 5 persen.
BACA JUGA:Kapolda Datang, Personel Polres Kepahiang Main Musik Dhol
Kenapa China begitu sangat mempengaruhi harga CPO dunia? Alasannya karena negeri tirai bambu itu konsumen CPO terbesar di dunia.
Tahun lalu China mengimpor CPO dari Indonesia 3,48 juta ton atau senilai 3,57 miliar US dolar. Bagi Indonesia, China adalah pasar terbesar kedua setelah India.
BACA JUGA:Selain Kendaraan Knalpot Brong, Mobil ODOL Tidak Luput Dari polisi
Sebelumnya di Provinsi Bengkulu, harga ketetapan tanda buah segar atau TBS kelapa sawit periode Maret naik Rp 180 menjadi Rp 2.084. Bahkan harga tingkat petani lebih tinggi, Rp 2.300 hingga Rp 2.350 per Kilogram.
BACA JUGA:Mesin Air Hampir Ludeskan Rumah di Kebun Ros
Menyikapi kenaikan harga ini, Kasi Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Johan Syahveri meminta petani Bengkulu mengatur jadwal panen.
BACA JUGA:Rumah Nyaris Terbakar, 2 Pos Dan Rescue PBK Diterjunkan
“Tujuannya agar selama ramadhan dan lebaran hingga tahun ajaran baru, harga sawit tetap stabil. Karena berkaca dari tahun sebelumnya, harga sawit turun di dua musim tersebut. Penyebabnya hasil panen sawit menumpuk sehingga harga turun,” ujar Johan beberapa hari lalu.
Siska Harliana