Muhammadiyah Sudah Tetapkan Jadwal Puasa Ramadhan, Kenapa Sering Berbeda dengan NU?

Minggu 25-02-2024,11:31 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

Dugderan merupakan tradisi yang biasa dilaksanakan orang Semarang sebelum memasuki bulan puasa.

Sesuai dengan namnya, tradisi ini dimulai dengan cara pemukulan bedug di masjid-masjid diiringi dengan pembacaan doa.

Setelah itu, dimulailah pawai dan pesta rakyat dimana seluruh masyarakat dari berbagai usia dan jenis kelamin bisa berpartisipasi. 

BACA JUGA:15 Aplikasi Pinjol yang Punya DC Lapangan 2024, Siap Datangi Nasabah Galbay ke Rumah

Tradisi dugderan sudah dilaksanakan sejak 1881 di era pemerintahan Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat.

Tradisi dugderan awet dijalankan hingga kini dan menjadi tradisi khas jelang Ramadhan. Jika masyarakat Semarang telah melakukan dugderan, maka tidak lama lagi bulan puasa akan tiba. 

6. Tradisi Munggahan dari Jawa Barat 

Munggahan adalah tradisi masyarakat Sunda di Jawa Barat yang dilakukan pada akhir bulan Syakban. Tradisi munggahan merupaka tradisi bermaaf-maafan sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Munggahan dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Kegiatan ini dapat dimulai dengan berziarah ke makan orang tua atau orang saleh.

Kemudian, masyarakat Sunda juga melakukan sedekah, bernama sedekah munggah untuk orang-orang yang membutuhkan. 

BACA JUGA:10 Cara Mengajukan Pinjaman Online BCA Langsung Cair, Informasi Pribadi Dijamin Aman

Kegiatan berlanjut ke acara berkumpul, bermaaf-maafan, dan makan bersama dengan keluarga maupun kerabat.

Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan umat muslim untuk menyambut bulan suci Ramadan. 

Selain itu, dengan bermaaf-maafan dapat memperbaiki hubungan sesama manusia sebelum menjalankan ibadah puasa.

Demikian ulasan mengenai  Muhammadiyah sudah tetapkan jadwal puasa Ramadhan, kenapa sering berbeda dengan NU? Semoga bermanfaat.

 

Kategori :