Kisah Julaibib, Sahabat Nabi yang Dicintai Bidadari Surga

Sabtu 23-03-2024,05:32 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

"Siapakah orangnya yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini Ya Rasulallah?" kata Julaibib tersenyum.

Tidak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah SAW juga tersenyum. Mungkin memang tidak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib.

Namun, hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah kembali menanyakan hal sama. "Julaibib, tidakkah engkau menikah?". Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali, tiga hari berturut-turut.

BACA JUGA:Rekomendasi 5 Aplikasi Pinjol Tanpa Verifikasi Wajah yang Terdaftar di OJK, Cepat Cair dan Bunga Kecil

Dan pada hari ketiga itulah, Rasulullah memegang lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah pemimpin Anshar. "Aku ingin menikahkan putri kalian," kata Rasulullah pada si pemilik rumah.

"Betapa indahnya dan betapa berkahnya," demikian respons pemilik rumah dengan wajah berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya. "Ooh.. Ya Rasulullah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami."

"Tetapi bukan untukku," kata Rasulullah. "Ku pinang putri kalian untuk Julaibib," tegas Rasulullah.

"Julaibib?", nyaris terpekik ayah sang gadis.

"Ya. Untuk Julaibib."

"Ya Rasulullah. Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini," kata ayah sang gadis.

BACA JUGA:Syarat Lengkap Pinjam Rp 50 Juta Tanpa Jaminan dengan Menggunakan Pinjaman BNI Online

"Dengan Julaibib?", istrinya menjawab, "Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lusuh, tidak bernasab, tidak berkabilah, tidak berpangkat, dan tidak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib".

Dari balik tirai sang putri berujar: "Siapa yang meminta?" Sang ayah dan sang ibunya pun menjelaskan.

"Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan membawa kehancuran dan kerugian bagiku" kata sang gadis.

Sang gadis salehah itu lalu membaca ayat (yang artinya): "Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". (QS. Al-Ahzab: 36)

BACA JUGA:Begini Cara Daftar Mandiri Sekuritas Online, Berserta Syarat dan 3 Jenis Produknya untuk Investasi

Kategori :