Kisah Julaibib, Sahabat Nabi yang Dicintai Bidadari Surga

Sabtu 23-03-2024,05:32 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

Dan sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis salihah itu. “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Jangan kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah," demikian doa indah Rasulullah.

Maka benarlah doa Nabi SAW. Tak lama kemudian Allah karuniakan jalan keluar baginya. Kebersamaan di dunia ternyata tidak ditakdirkan terlalu lama.

Meski di dunia sang istri salehah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya di Surga. Julaibib lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang tidak bersahabat padanya.

Saat syahid di medan perang, Rasulullah begitu kehilangan. Pada akhir pertempuran, Nabi SAW bertanya "Apakah kalian kehilangan seseorang?"

BACA JUGA:Bagaimana Belajar Saham Mandiri Sekuritas, Cara Daftar Via Online dan 4 Layanan yang Diberikan

"Tidak Ya Rasulallah" serempak sahabat menjawab. Sepertinya Julaibib memang tidak berarti di kalangan mereka.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?" tanya Rasulullah kembali. Nabi SAW bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu. "Tidak Ya Rasulallah". Kali ini sebagian menjawab dengan was-was, beberapa orang menengok ke kanan dan ke kiri.

Rasulullah menghela nafasnya. "Tetapi aku kehilangan Julaibib," kata beliau. Para sahabat tersadar, "Carilah Julaibib!"

Maka Julaibib yang mulia pun ditemukan. Ia terbunuh dengan luka-luka di sekujur tubuh dan wajahnya. Di sekitar jasadnya, ada tujuh jasad musuh telah ia bunuh. 

Lalu Rasulullah membopong jasad Julaibib dengan kedua tangan beliau. Ketika memakamkan, Rasulullah juga yang memasukkan jasadnya ke makam.

BACA JUGA:Syarat KUR BNI 2024 Terbaru Tanpa Jaminan, Pinjaman Rp 25 Juta Cicilan Mulai Rp 400 Ribuan, Bunga 6 %/Tahun

“Julaibib adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari Julaibib,” Rasulullah mengulangi kalimat itu dua kali. Membuat banyak sahabat iri. Ternyata kedudukan Julaibib sangat istimewa di hadapan Rasulullah. Ia mati syahid dan dinyatakan bagian dari Rasulullah, yang tentu saja mendapat keutamaan besar termasuk dinikahkan dengan bidadari.

Dari kisah Julaibib ini setidaknya memberikan tiga ibrah untuk kita:

1. Allah tidak memandang fisik dan harta, namun amal dan hati

Julaibib tidak tampan juga tidak kaya. Namun, ia mulia dalam penilaian Allah dan RasulNya. Semua karena amal dan hatinya. Ia sahabat yang selalu berusaha membersamai Rasulullah dan membaktikan dirinya untuk Islam.

2. Julaibib dan istrinya bergegas memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya

Kategori :