"Agama itu tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama," ucap Gus Fahrur.
Pada dasarnya, menurut dia, ibadah dalam Islam harus sesuai tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam yang sudah jelas dalil-dalilnya dan garis-garisnya.
BACA JUGA:Bukan NU atau Muhammadiyah, Sebenarnya Jamaah Aolia Menganut Aliran Apa?
"Semua harus ilmiah, rasional dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum," kata dia.
Gus Fahrur pun mengimbau kepada masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggung jawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas.
"Tidak semestinya masyarakat gampang percaya pada siapa pun yang mengaku punya hubungan khusus dengan Gusti Allah tapi bertindak tanpa ilmu yang berkesesuaian dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam, karena Islam adalah agama yang dijalankan berdasarkan ilmu syariat," jelas Gus Fahrur.
Menurut Gus Fahrur, masyarakat Indonesia tidak boleh terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu atau orang yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun.
BACA JUGA:Perlu Dicatat dan Dipatuhi! Ini 5 Aturan Mengendarai Sepeda Motor saat Mudik
Karena, hal itu tidak berarti dia memiliki keistimewaan di hadapan Gusti Allah SWT. Karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya.
"Hendaknya diwaspadai bahwa bangsa Jin dan setan juga bisa datang kepada siapa pun dan mengaku-ngaku sebagai Gusti Allah atau malaikat untuk mengajak manusia kepada kesesatan. Benar dan salah seseorang dalam ajaran agama Islam hanya boleh diukur dengan ketentuan-ketentuan syariat sesuai tuntunan Aquran, hadist, qiyas dan ijma' para ulama," kata Gus Fahrur.
Berikut adalah profil singkat mengenai Jemaah Aolia:
1. Pemimpin: Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Benu.
BACA JUGA:Simpel Banget Loh! Begini Cara Isi Kartu Flazz BCA Via Internet Banking
2. Pengajaran: Jemaah Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah, yang mengikuti dan berpegang teguh pada sunnah Nabi serta sunnah khulafaurrasyidin setelahnya.
3. Sejarah: Jemaah Aolia sudah ada cukup lama sebelum saat ini, dan mereka tersebar di berbagai daerah, terutama di Jawa Tengah dan DIY.
4. Keilmuan Mbah Benu: Mbah Benu mendapatkan keilmuannya secara Laduni, yang turun tiba-tiba ke pribadinya. Beliau pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid lain seperti Gus Jogo Rekso, Syech Jumadil Kubro, dan Sunan Pandanaran.