3. Sebagai pupuk
Batu marmer yang dipanaskan dapat mengusir karbondioksida yang terkandung dalam kalsit tersebut, sehingga yang tersisa adalah kalsiumdioksida atau zat kapur.
Hal ini dapat digunakan sebagai Kapur yang digunakan sebagai pupuk untuk lahan pertanian, yaitu untuk mengurangi keasaman dalam tanah.
Bila diterapkan bersama-sama dengan pupuk, hal tersebut dapat meningkatkan hasil pertanian.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Agricultural Research Service, Departemen Pertanian Amerika Serikat pada lahan jagung menyatakan bahwa sebagian dari ladang jagung yang tidak ada kandungan unsur kapur dan pupuk menyebabkan tanaman tersebut berjuang untuk bertahan hidup.
4. Sebagai bahan pewarna
Marmer yang berwarna putih kadang-kadang digunakan untuk menghasilkan produk yang dikenal sebagai “kapur sirih,” yaitu serbuk putih yang digunakan sebagai pigmen, brightener dan pengisi dalam cat, kertas dan produk lainnya.
BACA JUGA:Negara yang Luar Biasa Kaya Raya, Ini 11 Lokasi Harta Karun Penghasil Tembaga Terbesar di Indonesia
5. Sebagai batu nisan
Marmer merupakan batu alam yang sangat menarik. Karena batu ini menawarkan nilai ekonomis karena relatif mudah untuk dipotong dan dan diukir jika dibandingkan dengan bebatuan lain seperti granit yang tidak tahan terhadap curah hujan, asam, dan cenderung kehilangan tepi dan detail dari waktu ke waktu.
Untuk itulah mengapa batu marmer juga dimanfaatkan sebagai batu nisan yang berguna sebagai penanda pada tempat-tempat pemakaman.
BACA JUGA:Segini Jumlah Penghasilan dari Gudang Harta Karun Tambang Perak Grasberg Block Cave Papua
6. Menetralkan asam
Batu marmer terdiri dari kalsium karbonat yang membuatnya sangat efektif untuk menetralisir asam. Saat batu marmer mencapai kemurnian tertinggi, ia akan sering hancur menjadi bubuk.
Hal ini dapat diproses untuk menghilangkan kotoran dan kemudian digunakan untuk membuat produk seperti Tums dan Alka-Seltzer yang digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan yang diakibatkan kelebihan zat asam dalam tubuh.