BACA JUGA:Menurut Primbon Jawa, Begini Ciri-ciri Rumah yang Menyimpan Harta Karun Ghaib
Dalam ketakutan tersebut, mereka memutuskan untuk menguburkan harta mereka di Gunung Salak, tempat yang dianggap sebagai lokasi yang aman dan tersembunyi.
Setelah berhasil menguburkan harta karun tersebut, para tentara Belanda membuat peta penunjuk arah yang disertai dengan tanda-tanda fisik lokasi penyimpanan harta.
Mereka berharap bahwa suatu hari nanti, ketika kondisi politik memungkinkan, mereka bisa kembali ke Indonesia dan mengambil kembali harta mereka yang telah disimpan dengan aman di lereng Gunung Salak.
Namun, sejarah berbicara lain. Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, serdadu Belanda tidak lagi dapat kembali ke Indonesia untuk mengambil kembali harta karun mereka. Sementara harta mereka masih tertimbun di lereng Gunung Salak, menjadi saksi bisu dari cerita yang terkubur dalam sejarah dan legenda setempat.
BACA JUGA:Pinjol Legal 2024 Cepat Cair Apakah Ada? Ini Dia 8 Rekomendasi Aplikasinya, Lengkap dengan Tips
Kabar mengenai harta karun yang diduga terkubur di Gunung Salak sempat menjadi buah bibir di kalangan warga Cidahu, Sukabumi, pada tahun 1953. Informasi tersebut menyebar luas di tengah masyarakat, menyebutkan bahwa harta karun tersebut dikubur di wilayah kaki Gunung Salak.
Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan warga, tanda fisik tempat penyimpanan harta tersebut konon berupa tembok dengan ketebalan mencapai 120 centimeter persegi.
Bahkan, beberapa orang juga menyebutkan bahwa harta karun tersebut berada di sekitar Kawah Ratu, salah satu lokasi terkenal di lereng Gunung Salak. Mendengar kabar tersebut, hampir seluruh warga Cidahu berbondong-bondong untuk mencari harta karun tersebut.
Meskipun demikian, saat demam pencarian harta karun mencapai puncaknya, setiap tembok yang menjadi sisa-sisa peninggalan Belanda dihancurkan oleh warga. Dalam waktu beberapa bulan saja, tembok-tembok yang dulunya menjadi batas antara perkebunan Belanda dengan penduduk pribumi saat itu, musnah tanpa sisa menjadi tumpukan puing.
Tidak hanya itu, beberapa warga juga berusaha mencari harta karun di sekitar Kawah Ratu. Namun, usaha mereka tidak berujung baik, bahkan menyebabkan banyak warga yang mengalami kecelakaan fatal hingga tewas.
BACA JUGA:Asalkan Tidak Terlalu Sering, Ini 10 Manfaat Berhubungan Suami Istri untuk Kesehatan
Setelah pencarian yang berlarut-larut itu tidak membuahkan hasil, kabar mengenai harta karun tersebut kemudian lenyap begitu saja. Baru pada tahun 2006, kabar mengenai harta karun itu kembali muncul, meskipun masih sebatas sebatas gosip belaka di kalangan masyarakat.
Dengan berbagai cerita dan legenda yang mengelilingi Gunung Salak serta kabar mengenai harta karun Belanda yang diduga terkubur di dalamnya, misteri tersebut terus menarik minat dan perhatian banyak orang. Namun, hingga saat ini, keberadaan harta karun tersebut masih menjadi tanda tanya besar yang belum terjawab sepenuhnya.
Jejak misteri Gunung Salak, yang melibatkan kisah tentang harta karun Belanda, menjadi bagian dari warisan lisan yang turun-temurun di kalangan masyarakat. Cerita tersebut mencakup masa ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan situasi politik di Nusantara tengah genting.
Meskipun begitu, kisah tentang harta karun di Gunung Salak tidak hanya mencerminkan sejarah tragis, tetapi juga kekuatan legenda dan mitos yang masih hidup di tengah-tengah masyarakat. Gunung Salak, dengan segala misterinya, menjadi tempat yang sarat akan teka-teki yang belum terpecahkan dan terus mengundang rasa ingin tahu serta eksplorasi.