Kisah Misteri Pusaka Kerajaan Majapahit yang Hilang dan Upaya Pencariannya oleh Empu Supo

Rabu 24-04-2024,19:30 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

Untuk menyembunyikan misi rahasia tersebut, Ki Supo Mandrangi pun melakukan penyamaran. Namanya diganti menjadi Ki Rambang. Kata "rambang" tidak berbeda dengan "ngelambrang" alias berjalan ke mana pun tanpa tujuan yang pasti.

Setelah mengelana selama beberapa bulan, langkah kakinya akhirnya menginjak Bumi Blambangan. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa Ki Supo Mandrangi ngelambrang ke Madura dan bertemu dengan Ki Kasa, seorang empu kelas tinggi.

BACA JUGA:4 Arti Mimpi Melahirkan, Menjadi Pertanda untuk Persiapan Masa yang Akan Datang

Di versi lainnya, disebutkan bahwa Ki Kasa sebenarnya adalah nama samaran dari Ki Supo Mandrangi.

Ki Supo pertama-tama menjumpai Ki Luwuk, seorang empu senior yang memiliki hubungan dekat dengan Adipati Blambangan, Menak Dadali Putih.

Melalui diplomasi dengan Ki Luwuk, Supo akhirnya berhasil bertemu dengan Sang Adipati. Ketika berbicara dengan penguasa Blambangan, Ki Supo menggunakan nama samaran "Pitrang" dan menyatakan keinginannya untuk mengabdi kepada Sang Adipati.

"Pitrang" diterima dengan baik dan diangkat sebagai pembuat keris di istana. Karyanya dalam pembuatan keris ternyata sangat berkualitas. Adipati Blambangan kemudian mengetahui tentang kualitas keris buatan "Pitrang" dan meminta "Pitrang" untuk bertemu dengannya. Adipati tersebut jelas memiliki tugas baru yang ingin diberikan kepada "Pitrang".

BACA JUGA:10 Arti Mimpi Digigit Ular! Pertanda Baik atau Buruk? Langsung Saja Cek Sekarang

Sang Adipati meminta kepada "Pitrang" untuk membuat sebuah keris duplikat, yang disebut keris putran, yang harus memiliki bentuk yang lurus dan indah.

Begitu "Pitrang" atau Ki Supo melihat keris yang kharismatik itu, dia langsung menyadari bahwa keris tersebut adalah Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, keris pusaka yang hilang milik Raja Majapahit dan yang dicari-cari.

Kepada Sang Adipati, Ki Pitrang dengan tegas menyetujui permintaan tersebut. Namun, dia mengajukan syarat yang tak kalah penting, yaitu selama proses pembuatan keris putran selama 40 hari, tak seorang pun boleh masuk ke dalam besalen (tempat empu membuat keris).

BACA JUGA:Kerap Mengganggu Aktivitas, Begini Cara Hilangkan Iklan di HP Samsung

Sang Adipati dengan setuju menerima syarat tersebut, bahkan memerintahkan prajuritnya untuk berjaga di luar besalen, memastikan tidak ada yang mengganggu Ki Pitrang selama bekerja.

Dalam proses pembuatan keris putran, Ki Supo hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati. Selama 40 hari, Ki Supo bekerja tanpa lelah. Dia tidak hanya membuat satu, melainkan dua bilah keris putran.

Kedua keris itu memiliki bentuk, rupa, dan bahkan pamor yang sangat mirip dengan Keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.

Waktu berlalu hingga pekerjaan Ki Supo akhirnya rampung. Dia kemudian menghadap Sang Adipati dengan kedua keris putran hasil karyanya.

Kategori :