BACA JUGA:Segini Cadangan Harta Karun Batubara di Kalimantan Barat, Ini Sebaran Titik Lokasinya
Penurunan harga batu bara dunia yang terpantau selama beberapa pekan terakhir, seperti yang terjadi pada perdagangan Februari 2024, sebagian besar disebabkan oleh proyeksi turunnya permintaan batu bara dan semakin massifnya peralihan ke energi baru terbarukan (EBT).
Faktor lain yang memengaruhi harga batu bara adalah ketersediaan pasokan, fluktuasi harga minyak mentah, kebijakan pemerintah terkait lingkungan, dan kondisi ekonomi global.
Pada akhir pekan lalu, terjadi kenaikan harga batu bara, meskipun terjadi penurunan harga selama beberapa pekan sebelumnya.
BACA JUGA:Produksinya hingga 20 Juta Ton per Tahun, Ini Wilayah Penghasil Harta Karun Batubara di Lahat
Hal ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terma suk kondisi pasar yang dinamis dan perkiraan produksi batu bara AS yang diproyeksikan turun.
Sebagai hasilnya, harga batu bara menjadi sensitif terhadap perubahan kondisi pasar dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Lantas siapa saja kah raja tambang di Indonesia yang mampu kelola harta karun nusantara dengan nominal triliunan?
1. Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong, yang juga dikenal sebagai Dato' Low Tuck, merupakan seorang pengusaha Indonesia yang memiliki peran penting sebagai pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor tambang batu bara.
BYAN telah menjadi salah satu emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di pasar saham domestik, dengan kapitalisasi pasarnya yang saat ini mencapai Rp 658,33 triliun.
Low Tuck Kwong memiliki kekayaan mencapai US$ 27,2 miliar atau sekitar Rp 422,79 triliun. Dengan posisinya ini, dia tercatat sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia, berada di bawah keluarga Hartono dan Prajogo Pangestu.
BACA JUGA:Lumbung Harta Karun Batubara, Segini Hasil 2 Perusahaan Tambang Batubara di Muara Enim