BACA JUGA:Wow Berpotensi Besar! Segini Cadangan Harta Karun Temuan Tambang Lithium di Indonesia
3. Self-discharge rendah
Baterai li-ion memiliki tingkat self-discharge yang rendah, sekitar 1.5% per bulan. Bandingkan dengan baterai nikel-metal hydride yang memiliki self-discharge sampai 20% per bulan. Hal ini berari baterai li-ion memiliki umur penyimpanan yang lebih lama bila tidak digunakan.
4. Efek memori yang rendah
Umumnya, baterai li-ion dapat lebih diandalkan daripada teknologi lama seperti nikel-kadmium (NiCd, diucapkan ‘nicad’) dan tidak mengalami masalah yang dikenal sebagai “efek memori”. Baterai li-ion memiliki efek memori yang rendah, bahkan sampai nol. Fenomena pada baterai isi ulang dimana mereka kehilangan kapasitas energi maksimal saat diisi ulang tapi dicabut ketika baterai belum penuh terisi.
BACA JUGA:Lumpur Lapindo Sidoarjo Simpan Harta Karun Lithium, Juga Ada di Jawa Tengah
5. Pengisian cepat
Sama seperti baterai fast-charging yang menggunakan li-ion, baterai ini memiliki proses pengisian ulang yang lebih cepat dibandingkan baterai lain. Li-ion bisa memangkas waktu lebih banyak dibandingkan baterai isi ulang lainnya.
6. Tegangan sirkuit terbuka yang tinggi
Baterai li-ion memiliki konsentrasi kimia yang menghasilkan tegangan sirkuit terbuka yang lebih tinggi dibandingkan baterai yang biasa digunakan lainnya. Sirkuit tegangan li-ion lebih tinggi dari baterai asam timbal, hidrida nikel-logam hidrida, bahkan kadmikel nikel.
7. Masa pakai yang lebih lama
Tentu saja hal ini menjadi salah satu keuntungan paling besar yang dimiliki oleh baterai li-ion. Baterai ini dapat menangani ratusan kali siklus pengisian daya. Beberapa baterai li-ion kehilangan kapasitas mereka setelah 1000 siklus pengisian, sedangkan baterai li-ion yang lebih modern masih memiliki kapasitas yang lebih baik bahkan setelah 5000 kali pengisian.