Pilih Suri Tauladan yang Tepat, Ini Cara Membedakan Habib Asli dan Habib Palsu

Sabtu 11-05-2024,14:42 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

Polisi mengungkap bahwa JMW memiliki dasar pendidikan di bidang informatika dan mempelajari pembuatan situs web secara mandiri melalui internet. 

Atas perbuatannya, JMW kini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya dan dijerat dengan pasal 35 Jo 51 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. 

BACA JUGA:Tertarik Gadai BPKB Motor di BRI, Cukup Lengkapi 6 Syarat Ini, Gak Butuh Waktu Lama Uang Cair

Rabithah Alawiyah, organisasi yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Hadrami dan mencatat keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, disulap menjadi modus pemalsuan identitas oleh JMW. 

Pelaku menggunakan situs palsu https://maktabdaimi.blogspot.com, yang menampilkan logo Rabithah Alawiyah, dan menawarkan jasa pencatatan nama dalam daftar keturunan Nabi Muhammad SAW dengan tarif Rp 4 juta per nama.

Jadi, gelar habib dipersepsikan berbeda oleh setiap orang, dan masyarakat masih bingung tentang cara mengetahui apakah seseorang pantas bergelar habib atau tidak, serta apakah mereka benar-benar keturunan Rasulullah. 

Habib berasal dari kata "habaib," yang berarti keturunan Rasulullah yang dicintai, menurut penjelasan dari organisasi pencatatan keturunan Nabi Muhammad SAW, Rabithah Alawiyah. 

BACA JUGA:Bunda Harus Tahu! Ini Ikan yang Tidak Boleh untuk Mpasi Si Kecil, Jangan Lupa ya

Namun, terdapat kebingungan di masyarakat terkait definisi dan kelayakan gelar habib. Habib Zein bin Umar bin Smith, Ketua Dewan Pimpinan Rabithah Alawiyah, menjelaskan bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW berasal dari Sayyidina Husein dan Sayyidina Hasan yang merupakan keturunan dari Sayyida Fatimah binti Muhammad dengan Ali bin Abi Thalib. 

Selain itu, asal muasal keberadaan para habib dapat dilacak sejak dulu di Indonesia, dimulai dari Imam Ahmad Bin Muhazir yang melakukan perjalanan dari Basra ke Hadhramaut (Yaman Selatan). 

Namun, tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut habib, dan hal itu harus dijabarkan berdasarkan silsilah terlebih dahulu. Menurut Habib Zein, seorang habib harus memiliki akhlak yang baik, karena keteladanan mereka akan dicontoh oleh masyarakat.

BACA JUGA:Ternyata Gunung di Jawa Tengah Ini Simpan Harta Karun Emas! Ini Titik Lokasinya

Panggilan habib belakangan ini lebih sering dijadikan sebagai panggilan keakraban, dan tidak semua keturunan Rasulullah dianggap sebagai habib. 

Hal ini menunjukkan perubahan dalam persepsi masyarakat terhadap gelar habib. Meskipun begitu, Bahar bin Smith dikonfirmasi sebagai habib tulen oleh Habib Zein, dengan mempertimbangkan verifikasi silsilah dan hubungan darah.

Memilih suri tauladan yang tepat adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman antara habib asli dan habib palsu. Kasus pembuatan sertifikat habib palsu yang diungkap oleh Polda Metro Jaya menyoroti pentingnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara keduanya. 

BACA JUGA:Cegah Hipertensi! Ini Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Darah Tinggi

Kategori :