Sangat Dihormati, Begini 5 Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan Madura

Rabu 15-05-2024,15:46 WIB
Reporter : Septi Widiyarti
Editor : Purnama Sakti

Karena bersyukur permintaanya dikabulkan, maka santri tersebut menyembelih seekor sapi untuk shodaqoh. Namun santri tersebut kecewa saat pelaksanaan tahlil. 

Sebab Kiai Kholil Bangkalan hanya membaca Laa Illaha Illallah sebanyak tiga kali, serta ditutup dengan bacaan Muhammadurrasulullah lalu diakhiri doa. 

BACA JUGA:10 Tanaman Pembawa Rezeki Menurut Islam, Sudah Tanam di Rumah?

Tahlil berlangsung sangat singkat dan padat. Karena penasaran, beberapa hari kemudian santri datang lagi menemui Kiai Kholil Bangkalan. Dia kemudian mengutarakan isi hatinya. 

“Kyai, saya kan sudah menyembelih sapi, masak tahlil hanya tiga kali?" tanya santri tersebut. Kemudian Kiai Kholil Bangkalan dengan tenang memberi jawaban. “Kamu masih punya satu ekor yang lebih besar kan di rumah? Besok dibawa ke sini ya!" Nah, keesokan harinya santri tersebut kembali lagi menghadap Mbah Kholil dengan menuntun seekor sapi berukuran besar.  

Ini lima karomah Mbah Kholil Bangkalan Madura yang dirahasiakannya: 

1. Melihat berkat di kepala Kyai imam masjid 

Mbah Kholil muda dan berstatus sebagai santri, beliau melaksanakan sholat Jumat di pesantren yang beliau tempati.

Tiba-tiba saat akan melaksanakan takbiratul ihram Mbah Kholil muda tertawa sangat keras hingga terdengar seluruh jemaah sholat Jumat.

BACA JUGA:Daun Pandan Penarik Rezeki dari Segala Penjuru, Begini Cara Penggunaannya

Mbah Kholil pun ditegur oleh teman-temannya

“Tidak boleh tertawa ditakutkan Kyai yang menjadi imam marah-marah".

Namun beliau masih saja tertawa terpingkal. Dugaan teman-temannya itu ternyata tidak keliru setelah selesai sholat sang kyai imam masjid tadi menegur Mbah Kholil muda, bahwa dalam salat itu tidak boleh tertawa.

Akhirnya Mbah Kholil muda menjawab

“Saya melihat berkat atau makanan yang dibungkus di kepala Kyai saat sholat berlangsung tadi," kata Mbah Kholil muda sambil tersenyum.

Mendengar jawaban tersebut sang kyai menjadi sadar dan merasa malu karena kyai ingat bahwa saat menjadi imam tadi merasa tergesa-gesa, untuk menghadiri kenduri sehingga mengakibatkan shalatnya tidak khusyu. 

Kategori :