Iklan RBTV

Serba-serbi Malam Satu Suro, Ini Pandangan Buya Yahya dan Ulama Lainnya Tentang Keistimewaan Bulan Muharram

Serba-serbi Malam Satu Suro, Ini Pandangan Buya Yahya dan Ulama Lainnya Tentang Keistimewaan Bulan Muharram

Keistimewaan Bulan Muharram--

NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Serba-serbi malam Satu Suro, ini pandangan Buya Yahya dan ulama lainnya tentang keistimewaan Bulan Muharram.

Bulan Muharram atau dalam tradisi Jawa dikenal sebagai Bulan Suro, merupakan salah satu bulan yang seringkali dianggap sakral, bahkan menimbulkan kepercayaan dan mitos tersendiri di kalangan masyarakat. Salah satu momen yang banyak dinanti adalah Malam Satu Suro. 

Banyak masyarakat Jawa yang meyakini bahwa malam tersebut adalah malam keramat, sehingga mereka cenderung menghindari aktivitas penting seperti pernikahan, pindah rumah, atau bepergian jauh. Lalu, bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi tradisi dan mitos ini?

BACA JUGA:Arti Sengkolo di Malam 1 Suro Dalam Primbon Jawa dan Ini Tanda Kedatangannya

Pandangan Buya Yahya tentang Bulan Suro

Dalam sebuah kajian yang disiarkan oleh kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya atau Prof. KH. Yahya Zainul Ma’arif menyampaikan pandangannya mengenai kepercayaan masyarakat terhadap malam Satu Suro. 

Menurut beliau, anggapan bahwa Bulan Suro atau Muharram sebagai bulan penuh kesialan adalah bentuk suudzon atau berprasangka buruk kepada Allah. 

Dalam Islam, semua hari dan bulan adalah baik jika digunakan untuk beribadah dan melakukan kebaikan.

Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berprasangka baik. 

Beliau menegaskan bahwa satu-satunya hari yang buruk adalah hari di mana manusia melakukan maksiat, bukan karena penanggalan atau posisi bulan. 

Oleh karena itu, menyebut Muharram sebagai bulan malapetaka adalah kekeliruan yang harus diluruskan.

BACA JUGA:Hati-hati, Ini Daftar 5 Weton yang Katanya Diincar Sengkolo saat Malam 1 Suro, Apa saja?

Muharram Bulan Haram yang Dimuliakan Allah

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram (bulan yang disucikan), sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: