Namun, padang gurun itu bagi Nabi Musa dan Nabi Harun merupakan tempat istirahat dan meningkatkan derajat mereka. Sedangkan bagi kaum Bani Israel yang ingkar, padang gurun itu merupakan siksaan yang sangat berat.
Setelah selesai peristiwa di padang pasir Paran yang tandus, Nabi Musa dan Nabi Harun wafat. Kesesatan, perbudakan, penindasan, dan paksaan raja-raja Mesir telah merusak kemurnian fitrah kaum Bani Israel, menjadikan mereka pengecut dan penakut.
Ketika Nabi Musa berusaha membawa mereka ke arah kebenaran, keberanian, dan kebahagiaan, sifat pengecut dan penakut tetap melekat pada diri mereka.
BACA JUGA:Makin Mudah, Begini Cara Ajukan KUR BNI 2024 Online Lengkap dengan Syaratnya
Mitos Tanah yang Dijanjikan
Dr. Ahmad Sarwat mengungkapkan bahwa Prof. Roger Garaudy, seorang ilmuwan Perancis, menyatakan bahwa isu "tanah yang dijanjikan" versi Israel merupakan mitos.
Yang sebenarnya terjadi adalah "tanah yang ditaklukkan" (the conquered land), bukan "tanah yang dijanjikan" (the promised land). Isu "tanah yang dijanjikan" yang digunakan oleh Israel sebagai dalih pendudukan atas Palestina sebenarnya bukan merupakan ajaran Taurat, bukan pula ajaran Injil.
Bangsa Yahudi bahkan diusir selama 40 tahun setelah mendiami Palestina dan tanah Baitul Maqdis. Hal ini disebutkan dalam Surat Al Maidah ayat 26:
قَالَ فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۚيَتِيْهُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ
Artinya: (Allah) berfirman, “(Jika demikian,) sesungguhnya (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka, janganlah engkau (Musa) bersedih atas (nasib) kaum yang fasik itu.”
BACA JUGA:Bukan Bumbu Dapur Biasa! Ini Khasiat Kayu Manis untuk Ginjal serta Cara Mengolahnya
Allah menyatakan bahwa tanah suci itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun. Karena kedurhakaan itu, mereka tidak dapat memasuki tanah suci dan tidak dapat mendiaminya selama empat puluh tahun.
Selama masa itu mereka selalu berada dalam keadaan kebingungan, tidak mengetahui arah dan tujuan.
Sesudah itu, Allah menganjurkan kepada Nabi Musa agar tidak merasa sedih atas musibah atau siksaan yang menimpa kaumnya yang fasik itu, karena bagi mereka hal tersebut akan menjadi pelajaran dan pengalaman berharga.
Demikianlah ulasan mengapa Israel menyerang Palestina menurut Al-Qur'an. Konflik ini memiliki akar sejarah dan teologis yang mendalam.
BACA JUGA:Siapa Sangka! Ini Tanaman Liar Ampuh Bikin Pria Makin Luar Biasa dan Disayangi Istri