NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Senjata militer paling mematikan, ini alasan kenapa Indonesia tidak mempunyai nuklir.
Indonesia adalah negara yang memilih untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, meskipun banyak negara di dunia berlomba-lomba untuk menyempurnakannya.
BACA JUGA:Tingkatkan Semangat Kerja, Diskominfotik Provinsi Bengkulu Gelar Gathering 2024
Senjata nuklir merupakan salah satu senjata militer paling mematikan yang dikembangkan oleh banyak negara maju di seluruh dunia. Senjata ini digunakan sebagai alat pertahanan negara selama Perang Dunia.
Sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat menggunakan tenaga nuklir dua kali selama Perang Dunia II, yaitu ketika membom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa yang luar biasa besar.
BACA JUGA:Honda CT125 Review dan Harganya, Disebut-sebut Motor Bebek Paling Mahal, Apa saja Keunggulannya?
Meskipun Indonesia memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir, ada beberapa alasan kuat mengapa negara ini memilih untuk tidak melakukannya.
Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan politik, keamanan, serta komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas regional.
BACA JUGA:4 Tanaman Penawar Racun Kalajengking, Perhatikan Cara Penggunaanya
Ada banyak hal yang membuat Indonesia tidak tertarik untuk mengembangkan senjata nuklir, yang dapat kita pahami melalui berbagai faktor berikut:
Komitmen Terhadap Perdamaian dan Stabilitas Regional
Indonesia adalah salah satu negara yang masuk ke dalam ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality), yang merupakan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara.
ZOPFAN dibentuk dengan tujuan menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan bebas dari senjata nuklir di ASEAN. Indonesia menjadi bagian dari ZOPFAN pada 27 November 1971, bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
BACA JUGA:Inilah 4 Rekomendasi Laptop Lenovo Rp 3 Jutaan, Baterai Teruji Hemat dengan Prosesor Gahar
Pengembangan zona bebas senjata nuklir ini pertama kali disahkan oleh anggota ASEAN pada 15 Desember 1995 di Bangkok.