Sekitar abad XV, kerajaan-kerajaan di daerah Bengkulu di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit yang mengalahkan Sriwijaya pada abad XIII.
Pada periode ini, kerajaan-kerajaan di daerah Bengkulu, khususnya daerah Rejang Lebong, dipimpin para biksu (pimpinan agama Budha) yang datang dari kerajaan Sriwijaya.
Pada periode ini, Bengkulu berkembang tulisan asli daerah dengan aksara Suku Rejang, yaitu Ka, Ga, Nga.
BACA JUGA:Mau Buka Gerai Indomaret? Lengkapi Syarat Berikut, Modalnya Tidak Terlalu Besar
Kerajaan Pertama di Negeri Bangkahulu yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Bala Dewa berasal dari Tanah Majapahit (sekarang) bergelar Ratu Agung raja Sungai Serut Bangkahulu Tinggi.
Beliau memiliki anak bernama Raden cili (anak sulung) dan Rendung Nipis atau lebih dikenal dengan nama Putri Gading Cempaka adalah anak bungsunya yang bergelar Ratna Buih dan Anak Dalam adalah putra ke Enam Bala Dewa yang melanjutkan Tahta Kerajaan bagian selatan pulau perca Bangkahulu yakni kerajaan Sungai Serut.
BACA JUGA:Bukan Pejabat atau Pengusaha, tapi Tukang Ini Gajinya Rp 51 Juta per Bulan
Putri Gading Cempaka menikah dengan seorang keluarga bangsawan dari Pagaruyung, yaitu Maharaja Sakti, menjadi raja Sungai Lemau.
Anak dari Maharajo Sakti dengan Putri Gading Cempaka yang pertama adalah Arya Bakau menjadi penerus Raja di Sungai Lemau, kemudian digantikan anaknya bernama Arya Kaduk yang makamnya di Karang Air, kemudian wafat digantikan anaknya yaitu Arya Lemadin.
Setelah Arya Lemadin wafat dilanjutkan anaknya bernama Balai Buntar, lalu dilanjutkan anaknya bernama Baginda Sebayam yang dimakamkan di Dusun Sukarami Marga Juru Kalang.
Dimasa kepemimpinannya, beliau mengangkat dan melindungi Patih Singaran Pati alias Iswanda yang berasal dari Lembak Beliti Taba Pingin Palembang, kemudian diberi wilayah oleh baginda Sebayam sebuah dusun di Pungguk Beriang pinggir sungai itam yang diberi gelar Rajo Sungai Hitam.
BACA JUGA:Jangan Cuma Andalkan Adsense, Ini 3 Cara Jitu Hasilkan Uang dari Youtube Selain Adsense Bagi Pemula
Wafatnya Baginda Sebayam lalu dilanjutkan anaknya Baginda Senanap (Paduka Baginda Muda), kemudian datang seorang Ahli Ibadah (ulama) dari Taba Pingin bernama Abdul Syukur nantinya menjadi nenek moyang orang-orang dari desa Pagardin yang menyebarkan Dakwah Islam diwilayah Iswanda tersebut, raja Sungai Hitam sampai ke Lembak Delapan, dan Abdus Syukur tersebut yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal bergelar Tuan Tuwe.
Setelah wafatnya Baginda Senanap digantikan oleh anaknya bernama Baginda Kembang Ayun yang kemudian digantikan oleh anaknya bernama Baginda Burung Binang.
Setelah wafat di Dusun Kederas Lama, lalu selanjutnya digantikan anaknya Baginda Sukabela, kemudian setelah beliau wafat kembali dilanjutkan anaknya bernama Patih Bangun Negara yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya bernama Patih Bangsa Raja (Pangeran Raja Muda).
BACA JUGA:Spesifikasi Hp Rp 2 Juta, Infinix Hot 40 Pro Hp Gaming Murah Pilihan Tepat! Performanya Andal
Kemudian setelah beliau wafat selanjutnya digantikan oleh anaknya yang bernama Pangeran Mangkuraja yang telah berupaya membentuk Penghulu Empat dengan gelar Datuk di wilayah Pasar Bangkahulu.