Dengan corak arsitektur Jawa dan Sumatra, masjid ini menjadi saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Desain Arsitektur
Masjid ini memiliki atap berbentuk dan bertingkat tiga yang melambangkan Iman, Islam, dan Ihsan.
Pilar-pilarnya dihiasi ukiran ayat-ayat suci Al-Quran dan pahatan berbentuk sulur-sulur yang dicat warna kuning emas.
BACA JUGA:Mudah! Begini Cara Menghitung Nilai Akhir PPDB Jakarta 2024 untuk Jalur Prestasi, Pahami Langkahnya
Sejarah Panjang
Masjid Jamik awalnya dikenal sebagai Surau Lamo dan telah mengalami beberapa kali renovasi. Pada tahun 2004, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan masjid ini sebagai bangunan cagar budaya.
BACA JUGA:Jangan Asal Tanam, Ini 6 Hari yang Bagus Bercocok Tanam Menurut Primbon Jawa
Lokasi
Masjid ini terletak di kawasan pusat pertokoan Jalan Soeprapto, Kelurahan Tengah Padang, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Menurut sejarawan Bengkulu, Agus Setyanto, Masjid Jamik dulunya berdiri di Kelurahan Bajak/Kecamatan Teluk Segara, di sekitar makam pahlawan nasional Sentot Alibasyah Prawiradirja. Pada abad ke-19, masjid ini dipindahkan ke Jalan Soeprapto dan telah mengalami renovasi untuk menjaga kelestariannya.
BACA JUGA:Catat! Ini Jadwal Program Pemutihan Pajak Kendaraan di Provinsi Bengkulu
3. Rumah Soekarno
Rumah Soekarno di Bengkulu merupakan tempat pengasingan Bung Karno oleh pemerintah Belanda.
Rumah ini menjadi saksi perjuangan Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.