Salah Satu dari Bagian Rukun Haji, Ini Hikmah Melempar Jumrah, Bukan hanya Simbol Pengusiran Setan

Minggu 16-06-2024,10:56 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

Setiap kali jemaah melempar batu ke arah jumrah, mereka diingatkan bahwa lemparan tersebut adalah simbol perlawanan terhadap setan. 

BACA JUGA:Soal Pemerintah Bakal Berikan Bansos Untuk Korban Judi Online, Ternyata Ini Alasannya

Tujuannya adalah untuk menguatkan iman dan menunjukkan bahwa mereka menolak segala bentuk godaan dan bisikan setan yang dapat menjauhkan mereka dari jalan Allah. 

Dengan memperteguh iman, jemaah diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih taat setelah kembali dari tanah suci.

5. Membersihkan Dosa dan Menyucikan Jiwa

Melempar jumrah juga memiliki makna yang lebih dalam terkait dengan usaha menyucikan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Dalam ajaran Islam, setiap manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. 

Oleh karena itu, ritual melempar jumrah menjadi simbol dari usaha untuk membersihkan diri dan menyucikan jiwa. 

Setelah melempar jumrah, jemaah diharapkan dapat merasakan perubahan positif dalam diri mereka. Mereka diharapkan bisa menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari, dengan dosa-dosa yang diampuni oleh Allah SWT. 

BACA JUGA:Punya Berbagai Keunggulan, Begini Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A35 5G

Ritual ini mengingatkan jemaah bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan memiliki konsekuensi, dan mereka harus senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Pelaksanaan Melempar Jumrah

Proses pelaksanaan melempar jumrah dimulai pada hari raya Idul Adha, tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari tersebut, jemaah haji melempar Jumrah Aqabah, yang merupakan jumrah terbesar, sebanyak tujuh kali. 

Pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), jemaah melempar ketiga jumrah, yaitu Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah, masing-masing sebanyak tujuh kali setiap hari. 

Batu yang digunakan untuk melempar diambil dari Muzdalifah, tempat jemaah menginap setelah meninggalkan Arafah. 

Ukuran batu yang digunakan adalah sebesar ruas jari kelingking, yang menunjukkan bahwa tindakan ini tidak memerlukan kekuatan fisik yang besar, tetapi lebih pada niat dan kesungguhan hati.

Persiapan dan Pelaksanaan dengan Aman

Kategori :