Ini 9 Kebiasaan Orang Tua yang Memicu Perilaku Buruk pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu

Senin 17-06-2024,11:03 WIB
Reporter : Novan Alqadri
Editor : ahmad afandi

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Ini 9 kebiasaan orang tua yang memicu perilaku buruk pada anak, orang tua wajib tahu.

Pola asuh orang tua memainkan peran krusial dalam membentuk perkembangan anak. Karena itu, para orang tua wajib memahami setiap tindakan dan ucapan yang diarahkan kepada anak.

BACA JUGA:Jangan Lupa Asupan Vitamin Anak, Ini 7 Rekomendasi Vitamin Untuk Mendukung Kecerdasan Otak anak

Orang tua wajib hati-hati dalam memilih kalimat dan tindakan kepada anak. Dalam konteks ini, ada beberapa kebiasaan orang tua yang sangat berdampak pada potensi dan perkembangan sang anak.

Berikut adalah beberapa kebiasaan orang tua yang dapat merusak potensi dan perkembangan sang anak.

Kebiasaan Orang Tua yang Memicu Perilaku Buruk Anak

Lantas, perilaku orang tua apa saja yang bisa mendorong terbentuknya kebiasaan buruk pada anak? Berikut beberapa di antaranya.

BACA JUGA:Agar Anak Jadi Juara Kelas, Berikan 9 Makanan Untuk Kecerdasan Otak Anak Berikut Ini

1. Ancaman Kosong

Yang dimaksud ancaman kosong adalah menakut-nakuti anak dengan hukuman tapi tidak pernah melakukan hukuman itu. Kebiasaan ini dapat memicu anak melakukan hal yang sama karena merasa hukuman yang diterima hanya sekedar omong kosong. 

2. Memberi Predikat Buruk

Contohnya, ucapan “Kamu anak nakal, rumah jadi berantakan lagi.” Hal ini akan berdampak buruk secara psikologis. Anak menjadi merasa bodoh, benci pada diri sendiri, minder, dan tidak percaya diri. Jika anak melakukan kesalahan, ajak duduk bersama, tanyakan pemicunya. Jadilah pendengar yang baik, setelah mengajukan pertanyaan dan mendengarkan, lalu carilah solusi bersama-sama.

BACA JUGA:Mau Jadi Orang Pintar? Ini 7 Kebiasaan Sehari-sehari yang Bisa Meningkatkan Kecerdasan Otak, Coba Terapkan

3. Hukuman Fisik

Hukuman fisik bukan solusi yang baik untuk kesalahan atau kenakalan anak. Anak yang suka menerima hukuman fisik biasanya lebih sulit menghilangkan kenakalannya karena anak lebih memilih menahan sakit hukuman daripada merubah kebiasaannya.

Kategori :