“Untuk keperluan apa?,” orang itu ingin tahu.
“Memenuhi undangan pangeran negeri itu,” kata Hakim.
“Kapan ia pulang?,” tanya orang itu lagi.
“Mungkin dua hari lagi,” jawab Hakim.
Sekarang harapan tertumpu sepenuhnya di atas pundak Abu Nawas. Pencuri yang selama ini merasa aman sekarang menjadi resah dan tertekan.
BACA JUGA:7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Solusi Mengatasi Kemacetan
Ia merencanakan meninggalkan kampung halaman dengan membawa serta uang emas yang ia curi.
Tetapi ia membatalkan niat karena dengan menyingkir ke luar daerah berarti sama halnya dengan membuka topeng dirinya sendiri. Ia lalu bertekad tetap tinggal apapun yang akan terjadi.
Abu Nawas telah kembali ke Baghdad karena tugasnya telah selesai. Abu Nawas menerima tawaran mengikuti sayembara menemukan pencuri uang emas.
Hati pencuri uang emas itu tambah berdebar tak karuan mendengar Abu Nawas menyiapkan siasat.
Keesokan harinya semua penduduk negeri diharuskan berkumpul di depan gedung pengadilan.
Abu Nawas hadir dengan membawa banyak tongkat. Kemudian tongkat-tongkat itu mempunyai ukuran yang sama panjang.
BACA JUGA:5 Konglomerat Pemilik Jalan Tol di Indonesia Selain BUMN
Tanpa berkata-kata, Abu Nawas membagi-bagikan tongkat yang dibawanya dari rumah. Setelah masing-masing mendapat satu tongkat, Abu Nawas berpidato di hadapan mereka.
“Tongkat-tongkat itu telah aku mantrai. Besok pagi kalian harus menyerahkan kembali tongkat yang telah aku bagikan. Jangan khawatir, tongkat yang dipegang oleh pencuri selama ini menyembunyikan diri akan bertambah panjang satu jari telunjuk. Sekarang pulanglah kalian,” kata Abu Nawas.
Orang-orang yang merasa tidak mencuri tentu tidak mempunyai pikiran apa-apa.