NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Angka kelahiran di Indonesia menurun drastis, BKKBN mungkap penyebabnya.
Jika dahulu ada pepatah yang mengatakan banyak anak banyak rezeki, namun hal tersebut sudah tidak berlaku lagi untuk masyarakat sekarang ini.
BACA JUGA:Segini Gaji dan Tunjangan Kepala Desa Tahun 2024! Lebih Besar dari Gaji PNS
Dahulu, wanita Indonesia juga menikah pada usia 21-26 tahun, bahkan tak jarang mereka dapat menikah pada usia 16 tahun. Ini menyebabkan tingkat kelahiran yang tinggi.
Dilansir dari Kompasiana.com, tingkat kelahiran di Indonesia menurun 1,24% dari tahun 2023 dengan populasi 16.608 kelahiran per 1000 penduduk. Tingkat kelahiran perikan telah menurun sejak tahun 2004 dengan 0,64% dari tahun 2003.
Namun, pada tahun 2024, tingkat kelahiran menurun cukup drastis dari tahun 2020 dengan angka kelahiran 17.650 bayi, pada tahun 2021 dengan angka kelahiran 17.372 bayi, yang menurun 1,58% dari tahun 2020, dan pada tahun 2022 dengan angka kelahiran 17.095 bayi menurun 1,58% dari tahun 2020.
Penyebab Angka Kelahiran Menurun
Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan angka kelahiran ini. Menyikapi tren yang mengkhawatirkan ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa tren penurunan angka kelahiran di Indonesia menunjukkan pola progresif dan telah mencapai tingkat ideal 2,18 dalam satu dasawarsa terakhir.
Menariknya, dalam kurun satu dekade terakhir, TFR di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,39. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan efektivitas program Keluarga Berencana (KB) yang telah resmi diluncurkan oleh BKKBN sejak tahun 1970.
Lebih lanjut, penurunan TFR di Indonesia juga berperan penting dalam mencegah terjadinya ledakan kelahiran (baby boom) di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA:Daftar Promo KFC Bulan Juli 2024, Mulai dari Promo Paket Besar hingga Free Winger Bucket
Pandemi Covid-19, yang dimulai Maret 2020, memicu kekhawatiran akan lonjakan angka kelahiran total (TFR) akibat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan keterbatasan layanan kesehatan.
Namun, prediksi tersebut tidak terbukti. Indonesia justru berhasil mencegah terjadinya baby boom selama pandemi.
Alih-alih lonjakan, pandemi Covid-19 lebih berdampak pada penundaan kelahiran anak, kemungkinan besar akibat resesi ekonomi yang tak terelakkan.
Saat ini membuat BKKBN memiliki target agar setiap pasangan suami istri melahirkan minimal satu anak perempuan. Hal ini bertujuan untuk memastikan regenerasi yang berkelanjutan di masa depan.