Angka Kelahiran di Indonesia Menurun Drastis, BKKBN Ungkap Penyebabnya

Jumat 05-07-2024,09:30 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

"Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89.Jadi ya pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi. Ada wilayah lain yang seperti NTT, Papua, anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa ini kan tadi rendah sekali," ungkapnya.

BACA JUGA:Diskon 50%, Promo BRI X Holland Bakery Berlaku Juli-September 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Menyadari disparitas angka kelahiran di berbagai daerah, BKKBN berkomitmen untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing wilayah.

Hal ini dilakukan demi menjaga keseimbangan dan mencapai angka kelahiran ideal di seluruh Indonesia.
Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) merupakan indikator penting yang mencerminkan rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun).

Nilai TFR menjadi acuan strategis untuk menilai efektivitas program Keluarga Berencana (KB) dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di suatu negara.

BACA JUGA:Oknum Karyawati Mengaku Digagahi Paksa Dua Atasannya Karena Diancam Akan Dipecat

TFR ideal umumnya ditetapkan pada angka 2,1, yang berarti rata-rata 2 anak yang dilahirkan hanya cukup untuk menggantikan generasi orang tua.

Program Keluarga Berencana terbukti berhasil dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, ditandai dengan penurunan Angka Total Fertility Rate (TFR) nasional hingga mencapai 2,18 pada tahun 2020.

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2020, Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) di Indonesia mencapai 2,10.

BACA JUGA:Segini Gaji dan Tunjangan Kepala Desa Tahun 2024! Lebih Besar dari Gaji PNS

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata seorang wanita di Indonesia akan melahirkan dua anak selama masa reproduksinya.

Sementara itu, jika angka kelahiran terus menurun, maka beberapa hal berikut ini bisa menjadi risiko yang tak dapat disepelekan begitu saja.

1. Kemungkinan punahnya populasi negara di masa depan

Suatu sistem dalam negara dapat berjalan dengan adanya populasi di dalamnya. Tanpa populasi, maka segala tatanan negara tak akan dapat dilakukan dengan baik sehingga justru menimbulkan permasalahan tersendiri yang mungkin dapat terjadi.

Sayangnya, beberapa negara justru mengalami permasalahan dalam urusan populasi. Salah satunya adalah Jepang yang berpotensi mengelami penurunan angka kelahiran sebab beragam hal.

BACA JUGA:Daftar Promo KFC Bulan Juli 2024, Mulai dari Promo Paket Besar hingga Free Winger Bucket

Kategori :