Keanggotaan ini bahkan terbuka bagi bangsa lain. Hal ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yang tertuang dalam lambang negara 'Bhinneka Tunggal Ika' yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.PSHT juga tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
BACA JUGA:STY Kembali Hadir, Ini Reaksi dan janji Shin Tae Yong Usai Dapat Golden Visa dari Jokowi
Sejarah PSHT
Perguruan silat PSHT didirikan pertama kali di Madiun pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo. Ki Hajar Hardjo Oetomo merupakan seorang pahlawan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.
Awalnya PSHT bernama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) yang berbentuk organisasi.
Nama ini kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club" dan akhirnya diubah menjadi 'Persaudaraan Setia Hati Terate' dalam kongres pertama di Madiun, 25 Maret 1951.
BACA JUGA:Banjir Promo Akhir Bulan, Ini Katalog Promo JSM Alfamart dan Indomaret Periode 26-28 Juli 2024
Perkembangan PSHT tidak terlepas dari jasa beberapa tokoh yang turut membesarkan PSHT, di antaranya RM Soetomo Mangkudjojo, Santoso Kartoatmodjo, Irsyad, RM. Imam Koesoepangat dan KRT Tarmadji Budi Harsono, SE. Tokoh-tokoh tersebut sangat berperan dalam merintis dasar-dasar pengembangan PSHT yang masih digunakan hingga saat ini.
BACA JUGA:Banjir Promo Akhir Bulan, Ini Katalog Promo JSM Alfamart dan Indomaret Periode 26-28 Juli 2024
Berkat jasa beliau semua, PSHT sejak lama sudah memiliki AD-ART, mendirikan sebuah yayasan, dan mengembangkan PSHT dengan membentuk banyak cabang di berbagai daerah salah satunya adalah Jogja.
PSHT juga berhasil membangun padepokan sebagai pusat kegiatan PSHT, mendirikan koperasi dan meraih berbagai kejuaraan.
Sejarah silat juga dikisahkan melalui cerita legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain di Indonesia.
Bukti adanya seni bela diri pada masa kerajaan bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa Hindu-Buddha.
BACA JUGA:Ini 8 Alasan Kenapa Harga Barang atau Produk Made in China Murah
Selain itu, pada pahatan relief-relief di Candi Prambanan dan Borobudur, terdapat sikap-sikap kuda-kuda silat.
Perkembangan silat di Indonesia mulai tercatat pada abad ke-14, ketika seni bela diri ini diajarkan bersama dengan pelajaran agama di pesantren.