Serangan Ulat Api bisa digolongkan kritis apabila didapati 5-10 ulat dalam satu helai daun. Kedaan ini diperparah dengan kemampuan menghasilkan telur sebanyak 300-400 telur selama siklus hidup. Setelah telur menetas, Ulat Api muda akan berkelompok mengikis daun dari barah dan meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Bekas kikisan Ulat APi terlihat seperti jendela memanjang pada helaian daun. Secara umum, Ulat Api mampu merusak 90% daun dalam satu pohon kelapa sawit. Lebih detailnya produksi akan menurun sebanyak 69% pada tahun pertama dan 27% di tahun kedua.
BACA JUGA:Waspada Benih Sawit Ilegal Bisa Menghambat Produksi Kelapa Sawit Unggul, Ini Ciri-ciri Benih Unggul
Cara Mengatasi:
Untuk mengendalikan populasi ulat api diperkebunan kelapa sawit, petani dapat memadukan antara pengendalian secara mekanis, biologi dan kimia. Pada prinsipnya penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama harus dilakukan secara bijak dan menjadi alternatif terakhir untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
- Pengendalian secara mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh secara langsung ulat api yang menyerang bibit tanaman, sedangkan pada kelompok tanaman menghasilkan pengendalian secara mekanis biasanya dilakukan dengan mencari kepompong ulat api pada pangkal tanaman, kepompong dikumpulkan selanjutnya musnahkan dengan cara dibakar.
- Pengendalian secara biologis
Beberapa agen antagonis telah banyak ditemukan untuk mengendalikan ulat api. Agen antagonis tersebut adalah Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV).
Menanam Bunga pukul delapan (Tunera Subulata) Bunga pukul delapan selain berfungsi untuk memperindah kebun (biasanya ditanam di pingir jalan produksi) juga berfungsi sebagai sumber pakan bagi predator ulat api.
BACA JUGA:Mengetahui Kernel Sawit, Sumber Minyak Utama PKO Bahkan Bisa Dimakan
- Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimiawi dilakukan jika tingkat populasi ulat api sekitar 5 – 10 ekor ulat pada setiap pelepah daun. Pada tanaman kelapa sawit yang masih rendah, pengendalian ulat api dilakukan dengan menyemprotkan larutan insektisida berbahan aktif Deltametrin dengan dosis 2cc/liter air. Pada tanaman yang sudah tinggi, pengendalian ulat api dengan insektisida berbahan aktif Deltrametrin dilakukan dengan cara fogging pada malam hari dan tidak hujan.
• Nematoda Cincin Merah
Nematoda Cincin Merah (Rhadinaphelenchus cocophilus) juga termasuk hama yang menyerang kelapa sawit. Nematoda Cincin Merah termasuk hewan mikroskopis dengan ukuran 300-1.000 mikron dengan panjang 4 mm dan lebarnya 15-35 mikron. Tentu saja Nematoda Cincin Merah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena tidak terlihat, sering kali serangan Nematoda Cincin Merah terlihat setelah 2-3 serangan utama. Biasanya Nematoda Cincin Merah dapat hidup pada bagian sabut selama 16 minggu dan di dalam jaringan benih selama 90 minggu. Gejala khas yang ditimbulkan berupa luka melingkar pada pangkal batang kelapa sawit, produksi buah kelapa sawit menurun karena buah jatuh sebelum matang, pelepah daun menguning, rentan terkena sindrom daun kecil, hingga mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
BACA JUGA:Harga Sawit Sumatera Utara 2024 Naik Tipis, Segini Acuan Harga Per Kg, Periode 25-31 Juli
Cara Mengatasi: