Setelah terjatuh dan tertimpa motor, AS pun berupaya bangun meski kondisi lutut sebelah kirinya berdarah.
AS kemudian mengejar bus yang menabraknya dengan sepeda motor yang sudah rusak. Sang sopir bus tidak kunjung menghentikan laju kendaraan setelah menabrak AS.
"Nah, bus ini langsung lurus, enggak belok dulu. Kan seharusnya (kalau mau ke Tol Timur), belok ke kiri, putar balik, baru belok kiri lagi.
BACA JUGA:Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal? Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak
Tapi, dia langsung lurus saja ke arah Tol Timur atau BTC," jelas YA. "Itu kan jatuhnya tabrak lari, enggak ada tanggung jawab atau berhenti dulu. Lagi pula, isi bus itu kan ada karyawan lho, pokoknya karyawan Kemhan yang jadi TNI atau bagaimana," tambahnya.
AS berusaha mengejar bus itu hingga 200 meter. Akhirnya, korban meminta sopir menghentikan kendaraannya dan turun dari kursi kemudi. "Abang saya itu minta minggir lah ceritanya. Pas minggir, sopirnya sempat turun. Tapi, kata abang saya, malah diancam dipukul. Sok jagoan," kata YA.
Dalam kesempatan itu, korban berupaya meminta pertanggungjawaban pelaku menggunakan bahasa isyarat. AS juga berusaha menjelaskan ke pelaku bahwa ia merupakan tunarungu. Namun, pelaku disebut tidak menghiraukan.
"Abang saya sudah tunjuk telinganya, 'Saya tunarungu, saya tunarungu'. Ya responsnya kayak sok jagoan gitu, kurang lebih kayak mau memukul. Terus, disuruh pergi. Akhirnya, dia (pelaku) berangkat lagi, jalan lagi," tutur YA.
BACA JUGA:5 Faktor Penyebab Harga Kopi Mahal, Harga Kopi Diprediksi Tetap Tinggi Hingga Awal Tahun
Penumpang bus cuek
YA mengatakan, pihak keluarga bingung karena penumpang bus seolah tak acuh setelah si sopir menabrak AS. "Yang saya bingung, orang yang ada di dalamnya apa enggak ada belas kasih gitu," ujar YA.
Tiga hari setelah peristiwa tabrak lari atau Kamis (25/7/2024), korban dan keluarga mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari sang sopir. "Adik saya tanya, 'yang mana busnya?'. Kata abang saya, 'yang itu'. Ciri-ciri busnya itu warna hitam, di belakangnya itu ada lampu-lampu biru gitu. Kata abang saya, 'itu, itu,’ sambil menunjuk," tutur YA.
Menurut YA, bus “Kemhan” ini memang rutin melintas di Jalan Pahlawan. Oleh karena itu, keluarga mendatangi TKP untuk mencari pelaku dan meminta pertanggungjawaban.
BACA JUGA:Simpel, Begini Cara Mutasi Mobil 2024, Siapkan Uang Segini
Namun, upaya ini tak membuahkan hasil. Pihak keluarga justru kebingungan untuk menemukan pelaku. "Abang saya kan tunarungu, pikiran dia kan cuma, ya dia ditabrak, dia minta tanggung jawab. Apalagi luka-luka, sampai pincang gitu. Kata saya, aduh, motor sampai rusak," ujar YA.
Sejauh ini, kata YA, pihaknya juga belum melaporkan peristiwa tersebut ke polisi karena khawatir prosesnya berbelit-belit. "Saya juga kadang-kadang bagaimana ya, namanya kami rakyat kecil, pengin lapor ke polisi tuh, apa benar entar ribet, bingung juga saya, Mas. Kadang-kadang kayak gini," kata YA lagi.