Gus Samsudin menyadari bahwa perjalanan hidupnya masih panjang dan penuh tantangan. Ia berharap dapat memperbaiki diri dan kembali fokus pada dakwah. Meskipun konten yang akan ia buat mungkin berbeda, tujuannya tetap sama: menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang menyentuh hati.
"Mungkin cara penyampaian, dan yang ditampilkan beda. (Nanti) akan lebih dari hati saja," ujarnya.
Ia juga menegaskan kembali bahwa sejak awal ia tidak pernah membuka praktik pengobatan. Baginya, membantu orang dengan doa adalah bagian dari tugasnya sebagai seorang tokoh spiritual, bukan sebagai seorang tabib.
Dalam kebebasannya, ia menemukan makna sejati dari kebersamaan dan pentingnya memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga perjalanan hidupnya yang baru ini membawa kebaikan dan keberkahan bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Sheila Silvina