Dengan adanya penurunan harga kopi ini, para petani di wilayah Provinsi Bengkulu diminta untuk dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Agar bisa mempengaruhi daya saing di pasar global dan pada akhirnya mampu memperbaiki harga jual kopi dan petani kopi dapat sejahtera.
Sementara itu, produksi kopi di Provinsi Bengkulu masih didominasi daerah Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Selatan.
La Nina Berdampak pada Kopi
Setelah fenomena El Nino yang terjadi pada tahun lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena La Nina akan terjadi pada tahun 2024.
La Nina diperkirakan akan menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, yang dapat berdampak pada meningkatnya risiko banjir di banyak daerah.
Menurut BMKG dan beberapa lembaga iklim dunia, fenomena La Nina di Indonesia diperkirakan akan dimulai pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Sah! Harga BBM Naik Mulai 2 Agustus 2024, Berikut Rincian Lengkapnya
Meskipun demikian, intensitas La Nina kali ini diprediksi akan berada pada level yang lemah. BMKG menyatakan bahwa peluang terjadinya La Nina mencapai sekitar 80 persen.
Fenomena ini diperkirakan tidak akan sekuat yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, namun tetap memerlukan perhatian khusus.
Dampak dari La Nina ini cukup signifikan terhadap sektor pertanian, terutama tanaman kopi. Dwi Andreas, seorang pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan bahwa La Nina akan berdampak pada perpanjangan musim hujan tahun ini.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit pada tanaman pertanian seperti padi dan tanaman lainnya. Selain itu, La Nina juga memiliki potensi untuk menurunkan produksi kopi.
Menurut Andreas, pada bulan September, tanaman kopi sedang berada pada fase berbunga, sehingga peningkatan curah hujan yang signifikan dapat menyebabkan gagal panen.
BACA JUGA:Angela Carini Mundur Usai Lawan Petinju Transgender di Olimpiade Paris 2024, IBA Angkat Bicara
Andreas juga mengungkapkan bahwa dampak La Nina pada produksi padi bisa sangat merugikan jika terjadi pada saat musim tanam. Penanaman padi yang dilakukan pada saat curah hujan tinggi berpotensi mengalami banjir, yang dapat merusak tanaman dan mengakibatkan gagal panen.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari pemerintah untuk meningkatkan langkah-langkah antisipasi guna mencegah terjadinya gagal panen dan gagal tanam selama fenomena La Nina berlangsung.