BACA JUGA:Bengkel Nakal, Ganti Kampas Kopling Bayar Rp 1,5 Juta, Harga Aslinya Cuma Segini
Reaksi Masyarakat dan Netizen
Tidak butuh waktu lama bagi masyarakat untuk bereaksi terhadap kejadian ini. Setelah viral di Instagram, kasus ini juga menyebar luas di platform media sosial lainnya, termasuk di situs media sosial X (dahulu dikenal sebagai Twitter).
Salah satu akun bernama "nad3tte" yang membagikan informasi ini menyebut bahwa video tersebut telah dilihat lebih dari 2,7 juta kali. Komentar-komentar dari netizen menunjukkan kecaman yang keras terhadap tindakan guru tersebut, yang dinilai sangat tidak pantas dan melanggar kode etik seorang pendidik.
Banyak yang menyoroti bagaimana seorang guru yang seharusnya menjadi panutan justru terlibat dalam eksploitasi murid-muridnya untuk kepentingan konten pribadi.
Ada juga kekhawatiran mengenai dampak psikologis yang mungkin dialami oleh siswi-siswi yang terlibat dalam pembuatan konten tersebut.
Kejadian seperti ini dapat merusak reputasi sekolah, menciptakan ketidakpercayaan di kalangan orang tua, dan yang paling berbahaya, dapat mempengaruhi perkembangan dan kesejahteraan siswa yang menjadi korban.
Pihak Disdik Kabupaten Tabanan diharapkan untuk tidak hanya memberikan sanksi yang sesuai, tetapi juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan pelatihan bagi para guru, terutama dalam penggunaan media sosial.
Kejadian ini juga menjadi pengingat penting bagi semua pendidik untuk selalu mengutamakan etika dan tanggung jawab moral dalam menjalankan tugas mereka, terutama ketika berhadapan dengan anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan belajar.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, dari pemerintah, sekolah, guru, hingga orang tua, untuk selalu waspada dan aktif dalam menjaga lingkungan pendidikan yang sehat dan aman bagi anak-anak.
Sheila Silvina