NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Kisah kelam raja-jawa, habisi 6 ribu ulama dan keluarganya di Mataram.
Di bawah naungan langit Mataram yang agung, terukir kisah seorang raja yang namanya terpatri dalam sejarah dengan tinta darah dan air mata.
Amangkurat I, penguasa yang bertahta di atas singgasana Kesultanan Mataram, dikenal sebagai sosok yang paling kejam dan kontroversial yang pernah memimpin kerajaan tersebut.
BACA JUGA:Raja Jawa Jadi Sorotan Setelah Disebut Bahlil, Ini Sejarah dan Makna Raja Jawa
Di balik kemegahan istana dan gelar kebesarannya, tersembunyi sisi gelap yang dipenuhi oleh ambisi tak terkendali, paranoia, dan tindakan-tindakan brutal yang tak terbayangkan.
Kisah Kelam Raja Jawa
Raja Jawa Amangkurat I, yang dikenal sebagai Sri Susuhunan Amangkurat I, adalah sosok kontroversial dalam sejarah Kerajaan Mataram.
Selama masa pemerintahannya dari tahun 1646 hingga 1677, banyak tindakan yang memicu kontroversi, terutama terkait kebijakan dan pendekatannya terhadap para ulama.
Raja Jawa yang bernama asli Raden Mas Sayidin ini dikenal memiliki sifat tegas, namun sering kali dianggap kejam dan zalim.
BACA JUGA:Singgung Soal Raja Jawa Saat Pidato, Begini Klarifikasi Ketum Golkar Bahlil Lahadalia
Salah satu peristiwa yang paling diingat adalah eksekusi massal terhadap para ulama, yang terjadi dalam waktu singkat—hanya sekitar 30 menit.
Pada tahun 1647, Raja Jawa Amangkurat I melakukan tindakan brutal lainnya dengan membunuh Tumenggung Wiraguna dan Pangeran Danupaya dalam perjalanan menuju Blambangan.
Pangeran Danupaya, atau yang lebih dikenal sebagai Raden Mas Alit, merupakan sosok yang berani menentang tindakan sewenang-wenang Raja Jawa Amangkurat I, terutama terhadap para tokoh kerajaan dan ulama.
BACA JUGA:Megawati Minta Dikenalkan ke Raja Jawa, Ini 5 Respon Soal Raja Jawa yang Disebut Bahlil Lahadalia
Pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Alit, yang bertepatan dengan perpindahan ibu kota Mataram ke Plered, akhirnya gagal.