Ancaman Gempa Megathrust, dari Samudera Hindia sampai Himalaya Mana saja Wilayah Berpotensi?

Senin 26-08-2024,07:38 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

Pemerintah Jepang bahkan memperkirakan bahwa gempa bumi besar berikutnya di Palung Nankai bisa menyebabkan kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan gempa Thoku 2011. Oleh karena itu, persiapan mitigasi di wilayah ini terus diperkuat.

BACA JUGA:Sudah 7 kali Gempa Megathrust Terjadi di Indonesia, Tahun Ini BMKG Terus Pantau

3. Palung Manila (Laut China Selatan)

Di Laut China Selatan, terdapat Palung Manila yang juga merupakan zona subduksi yang berpotensi menghasilkan gempa megathrust. 

Sepanjang zona subduksi ini, kerak samudera Laut China Selatan menukik ke arah timur di bawah Filipina, Taiwan paling selatan, dan dasar laut di sekitarnya.

Meski hingga saat ini gempa besar jarang terjadi di sepanjang Palung Manila, namun kurangnya aktivitas seismik besar justru dapat menjadi indikasi bahwa wilayah ini sedang mengumpulkan energi yang besar. Apabila energi ini dilepaskan dalam waktu singkat, maka bisa terjadi gempa megathrust yang berpotensi memicu tsunami di masa depan.

4. Kawasan Himalaya

Kawasan Himalaya juga merupakan wilayah yang berpotensi terkena gempa megathrust, karena adanya pertemuan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia. 

Di bawah kawasan ini, Lempeng India menunjam ke bawah Lempeng Eurasia, menyebabkan penumpukan energi yang bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar.

BACA JUGA:Kesempatan Jadi CPNS di Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Ini Formasi dan Cara Daftarnya

Salah satu contoh gempa megathrust di kawasan Himalaya adalah gempa berkekuatan 7,8 skala richter yang terjadi di Gorkha, Nepal pada tahun 2015. 

Gempa ini merupakan retakan megathrust benua besar pertama di bawah jaringan Sistem Pemosisian Global (GPS) berkecepatan tinggi, dan menyebabkan kerusakan parah serta ribuan korban jiwa.

Potensi gempa megathrust di Asia, khususnya di wilayah-wilayah seperti Samudera Hindia, Palung Nankai, Palung Manila, dan kawasan Himalaya, merupakan ancaman nyata yang harus dihadapi dengan serius. 

Meskipun hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara akurat kapan gempa ini akan terjadi, langkah-langkah mitigasi yang tepat dapat membantu mengurangi dampak bencana tersebut.

BACA JUGA:Badan Pertanahan Nasional Buka 1.336 Formasi CPNS 2024, Berikut Jabatan yang Dicari

BMKG dan pemerintah setempat terus berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dengan memberikan edukasi mengenai langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah gempa terjadi. 

Kategori :