“Satu gempa bumi megathrust ini setara dengan energi yang dilepaskan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima,” ujar Raúl Pérez-López, ahli geologi gempa bumi di Geological and Mining Institute di Spanyol, dikutip dari laman detik.com.
BACA JUGA:Buntut Vonis Bebaskan Ronald Tannur, KY Rekomendasikan 3 Hakim Berhentikan, Ini Alasannya
Pelepasan energi yang sangat dahsyat selama gempa bumi megathrust dapat menimbulkan konsekuensi bencana bagi wilayah di sekitarnya dan menyebabkan potensi kerusakan yang sangat besar dari peristiwa seismik ini.
Megathrust berpotensi menghasilkan tsunami yang dahsyat akibat pergerakan vertikal dasar laut yang besar yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung.
Peta Zona Megathrust di Indonesia
Zona megathrust adalah istilah untuk menyebut jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tapi relatif dangkal. Gempa megathrust digambarkan dengan menumpuknya lempeng bumi, yaitu lempeng di bawah mendorong lempeng di atasnya.
Ada tiga zona megathrust di Indonesia yang termasuk dalam zona subduksi aktif yaitu subduksi Sunda mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Lalu ada subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi Lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua.
BACA JUGA:Berapa Persen Kenaikan Gaji PNS Tahun 2025? Akan Diumumkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Ada pula tiga segmentasi megathrust di Samudra Hindia selatan Jawa. Segmentasi megathrust tersebut, yaitu segmen Jawa Timur, segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan segmen Banten-Selat Sunda.
Ketiga segmen megathrust ini memiliki magnitudo tertarget M 8.7, yang artinya zona megathrust menyimpan potensi gempa besar.
Demikian penjelasan mengenai gempa bumi Gunung Kidul DIY yang masuk zona megathrust. Semoga informasi ini dapat membantu.
Putri Nurhidayati