Namun, meski dengan adanya persetujuan dari pihak keluarga, banyak yang tetap tidak setuju dengan tindakan tersebut.
Mereka menganggap bahwa tindakan mengurung seorang anak kecil dalam toilet, apalagi di ruang sempit seperti pesawat, adalah bentuk kekerasan yang tidak pantas dilakukan terhadap anak kecil.
Setelah video tersebut menjadi viral, Gou menerima banyak kritikan dan kecaman. Banyak yang menganggap tindakannya sebagai bentuk perundungan terhadap anak kecil.
Netizen di platform Weibo, yang setara dengan Twitter di China, ramai-ramai mengungkapkan ketidaksetujuan mereka.
BACA JUGA:Modus Beli Bumbu, Emak-emak Ini Nekat Curi Ayam Potong, Aksinya Terekam CCTV
Beberapa pengguna mengingatkan bahwa anak kecil, terutama yang berusia satu atau dua tahun, memang belum mampu mengontrol emosi mereka.
"Anak-anak tidak dapat mengendalikan emosi mereka saat berusia satu atau dua tahun. Apa yang salah dengan menangis? Bukankah Anda juga pernah menangis saat masih kecil?" tulis seorang pengguna Weibo.
Pengguna lainnya bahkan mengkhawatirkan dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak perempuan itu akibat pengalaman tersebut.
"Kita seharusnya memikirkan bagaimana ruang publik dapat menerima dan mengakomodasi anak kecil dengan lebih baik," kata seorang pengguna yang prihatin.
BACA JUGA:Modus Beli Bumbu, Emak-emak Ini Nekat Curi Ayam Potong, Aksinya Terekam CCTV
Namun, tidak semua komentar bersifat negatif. Ada juga beberapa pengguna yang membela tindakan Gou dan temannya, dengan alasan bahwa disiplin memang diperlukan dalam mendidik anak-anak.
Mereka berpendapat bahwa jika nenek anak tersebut telah memberikan persetujuan, maka tindakan yang diambil oleh kedua wanita itu bisa dimaklumi.
"Sejujurnya, beberapa anak tidak dapat hidup tanpa adanya pendidikan," tulis seorang pengguna Weibo yang setuju dengan tindakan Gou.
Insiden ini juga memicu perdebatan lebih luas tentang bagaimana menangani anak-anak, terutama yang dikenal sebagai "anak beruang" di China.
BACA JUGA:Bertanggung Jawab Keamanan Negara, Segini Gaji serta Tunjangan Perwira Menengah dan Tinggi TNI