Istilah "anak beruang" merujuk pada anak-anak kecil yang dianggap manja, suka membuat keributan, atau bertingkah laku liar di tempat umum.
Penggunaan kata "beruang" di sini menggambarkan pandangan sebagian orang di China bahwa beberapa anak dapat bertindak dengan cara yang tidak terkendali dan sulit diatur.
Debat tentang "anak beruang" ini tidak hanya terjadi di China. Di Korea Selatan, misalnya, fenomena serupa juga telah memunculkan kebijakan zona bebas anak di beberapa tempat umum, seperti restoran, museum, dan teater.
Meskipun kebijakan ini dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi orang dewasa yang ingin menikmati waktu mereka tanpa gangguan anak-anak, kebijakan ini juga memunculkan kritik.
BACA JUGA:Apakah 3 Pasangan Bakal Calon Bupati Kepahiang Punya Utang? Ini Keterangan KPU
Beberapa anggota parlemen di Korea Selatan bahkan meminta pemerintah untuk menghapus zona-zona bebas anak ini, dengan alasan bahwa masyarakat seharusnya lebih menerima keberadaan anak-anak, terutama mengingat rendahnya angka kelahiran di negara tersebut.
Di industri penerbangan, beberapa maskapai global juga mulai menawarkan zona bebas anak sebagai pilihan bagi penumpang yang ingin menikmati penerbangan tanpa gangguan dari anak-anak.
Corendon Airlines, maskapai penerbangan Turki-Belanda, dan Scoot, maskapai penerbangan yang berbasis di Singapura, adalah contoh maskapai yang memberikan opsi ini kepada penumpang dengan membayar lebih untuk duduk di area yang terpisah dari penumpang anak-anak.
Sheila Silvina