Defisiensi sering terjadi karena kadar K tertukarkan (K tukar kation /exchangeable) dalam tanah sangat rendah.
– Muncul bintik-bintik kuning pada daun, yang terus membesar hingga menyatu, daun tua bahkan seluruh tajuk lama-kelamaan menjadi oranye.
– Muncul garis putih lurus di kedua sisi tulang rusuk tengah daun.
BACA JUGA:Aplikasi Ini Boros Baterai, Hindari Penggunaan saat Baterai Sekarat
D. Defisiensi Magnesium (Mg) – Hara pendukung pembentukan minyak dalam biji
Defisiensi sering terjadi pada daerah yang curah hujannya tinggi (3500 mm/tahun).
– Daun tua berwarna hijau kekuningan pada tepi daun, daun yang terkena sinar matahari terus-menerus akan lebih rentan, lama-kelamaan menjadi coklat dan akhirnya kering.
E. Defisiensi Boron (B) – Hara penentu kesehatan akar dan keberhasilan proses pembungaan dan perkecambahan biji
Defisiensi sering terjadi karena tingginya kandungan N dan Ca di dalam tanah dan pada pH tanah < 4.5 atau > 7.5.
– Ujung helai daun seperti terlipat dan berwarna hijau tua (hook leaf), rentan terserang crown disease, dimana ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap.
– Daun tampak bergelombang atau keriting (crinkle leaf)
BACA JUGA:LPG 3 Kg Mulai Langka, Berikut Ketentuan Beli LPG 3 Kg Pakai KTP
Setelah mengetahui dan memeriksa gejala-gejala defisiensi hara pada budidaya sawit, langkah selanjutnya memastikan cara pemupukan yang diaplikasikan sudah efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan pemupukan.
Untuk bisa mendapatkan produktivitas dan kualitas produksi sawit yang tinggi, perlu mengikuti 5 Tepat dalam pemupukan, yakni:
1. Tepat jenis, sesuaikan formulasi pupuk dengan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Tepat dosis, aplikasikan pupuk pada tanaman sawit sahabat sesuai dengan anjuran agronomis/PPL setempat.