Berawal dari Pengusaha, Ini Harta Kekayaan Kopli Ansori, Bupati Lebong yang Kembali Mencalonkan Diri

Senin 02-09-2024,09:29 WIB
Reporter : Nutri Septiana
Editor : Purnama Sakti

Pria kelahiran Lebong ini seringkali wara wiri di tanah Bengkulu. Ia tak segan untuk terjun langsung bertemu dan berbincang dengan warga.

Di balik sosoknya yang tegas, ada kisah unik yang pernah dialaminya semasa muda. Bupati dengan slogan Bahagia dan Sejahtera, itu ternyata penuh perjuangan demi mendapatkan sang istri.

Elvi Sukaisih menjadi sosok perempuan yang penting sebelum Kopli sukses seperti sekarang ini. Beberapa ujian yang mereka dapatkan setelah sah menjadi suami-istri pada tahun 2004.

BACA JUGA:Anies Sempat Dipercaya Bakal Jadi Peminpin Besar Setelah Terima Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro

Empat tahun atau terhitung tahun 2004 sampai 2007, keduanya memutuskan tinggal di salah satu kontrakan di Kota Bengkulu milik pak Sihombing yang kebetulan sejawat Kopli di perusahaan tersebut.

Selama ngontrak, setiap harinya Kopli bertugas mengantarkan menjadi sopir Putra Simas.

"Saya disuruh bawa Bis Kecil Putra Simas. Walaupun status belum jadi sopir. Tapi, tahun 2005 mulai bawa sendiri mobil," ucapnya.

Hanya saja, ujian kembali menerpa kedua pasangan tersebut. Itupun setelah seluruh mobil perusahaan tempatnya bekerja tersebut bangkrut, dan dijual.

"Tahun 2005 mobil tangki dijual. Saya mulai nganggur lagi," ceritanya.

3. Menjadi Sopir Lepas Perusahaan Tangki Air

Saat itu ia mulai mencari alternatif untuk bertahan hidup. Beruntung pemilik kos menawarkan ia bekerja dengan pria bernama Bintang asal Sumatera Utara (Sumut).

BACA JUGA:POCO F6 vs POCO F5, Lebih Untung Pilih yang Mana? Berikut Perbandingannya

Karena keahliannya sebagai sopir, maka ia ditugaskan untuk mengantarkan air tangki ke perusahaan-perusahaan di Taba Penanjung.

Sepanjang tahun 2004 sampai 2006 itu diakuinya menjadi masa sulit yang tak pernah bisa dilupakan. Apalagi gaji yang ia terima selama itu hanya Rp 20 ribu per trip. Ditambah lagi, seorang istri diakuinya sebagai juru masak di salah satu rumah makan.

"Disitu kalau 5 kali bolak-balik antar air dapat Rp 100 ribu. Padahal, uang Rp 100 ribu itu sudah termasuk makan dan keperluan pribadi saya," ucapnya.

Meski upahnya kecil, namun loyalitasnya terhadap perusahaan itu tidak pernah kendor. Bahkan, ia mengakui, pada saat itu CV Bintang tempat ia bekerja memasuki puncaknya.

Kategori :