Ia menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial tersebut tidak benar dan menyebut bahwa tuduhan penamparan terhadap siswa itu adalah berita hoaks.
"Itu tidak benar, itu berita hoaks," ujar Nunuk kepada media lokal, Pandangan Jogja, pada Kamis, 5 September 2024. Menurut Nunuk, pihaknya telah menerima laporan langsung dari kepala sekolah yang bersangkutan terkait duduk persoalan yang terjadi.
BACA JUGA:Ibu Muda di Seluma Minum Racun Rumput di Kamar Mandi, Suami Sebut Hal Ini Pemicunya
Nunuk mengungkapkan bahwa sebenarnya masalah ini berakar pada motivasi belajar sang siswa yang memang sudah menurun sejak ia duduk di kelas 7 SMP.
Guru-guru di sekolah tersebut telah berusaha untuk memotivasi dan mendorong siswa tersebut agar tetap bersekolah, hingga akhirnya ia berhasil naik ke kelas 8.
Namun, masalah serupa kembali muncul di kelas 8, di mana motivasi siswa tersebut semakin menurun dan ia sering kali tidak masuk sekolah.
BACA JUGA:Pinjaman Bank Mandiri Jaminan BPKB Motor, Proses Cair Cepat, Ini Syaratnya
Ini sudah dikomunikasikan dengan orang tuanya, dan orang tuanya juga berusaha bekerja sama dengan sekolah untuk membuat anaknya rajin sekolah,"_ jelas Nunuk.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, saat sang siswa naik ke kelas 9, motivasinya untuk sekolah justru semakin menurun.
Hal ini bahkan mendorong orang tua siswa tersebut untuk mempertimbangkan memindahkan anaknya ke pondok pesantren sebagai solusi.
"Ada buktinya, hitam di atas putih, yang menyatakan keinginan untuk mengundurkan diri dan melanjutkan ke pondok itu adalah orang tuanya. Jadi memang tidak betul ada penamparan, apa yang diinformasikan di sosial media itu," tegas Nunuk.
BACA JUGA:Pilkada Serentak Pemilihan Bupati 2024-2029, Berapa Sebenarnya Gaji Bupati
Keinginan Orang Tua Agar Anak Kembali Sekolah
Namun, situasi berubah pada Rabu, 4 September 2024, ketika orang tua siswa tersebut mendatangi kantor Dinas Pendidikan Gunungkidul.
Orang tua siswa tersebut mengungkapkan keinginan agar anaknya bisa kembali bersekolah dan tidak jadi dimasukkan ke pondok pesantren.
Mereka berharap anaknya dapat melanjutkan pendidikan di sekolah menengah pertama seperti sedia kala.