BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Jumat pagi, Bengkulu kembali digoncang gempa, magnitudo 5,6. Gempa terjadi pada pukul 08:06 WIB.
Goncangan gempa sangat terasa. Masyarakat yang sudah mulai beraktivitas langsung berhamburan keluar dari bangunan. Seperti para PNS maupun pekerja swasta.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bengkulu Kepahiang, pusat gempa berada di wilayah Tenggara Pulau Enggano-Bengkulu dengan kedalaman 10 kilometer.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 Diperpanjang 4 Hari, Awas Ketipu E-Meterai Palsu, Ini Cara Membedakannya
Selain itu, untuk skala gempa terjadi pada skala III yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk yang berlalu.
“Kami tadi lagi rapat bang. Terasa gempa, langsung lari bang. Takut juga bang, kan getarannya terasa kuat,” kata Maya, salah seorang pekerja swasta.
Bengkulu Masuk Wilayah Megathrust
Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa setiap tahunnya, Indonesia mengalami sekitar 6.000 gempa bumi dengan variasi magnitudo dan kedalaman.
Angka ini menunjukkan betapa aktifnya wilayah Indonesia dalam hal kegempaan, yang disebabkan oleh posisi geografis negara ini di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia: Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia.
Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan risiko bencana gempa yang sangat besar.
"Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar. Tak hanya itu. Terdapat 295 segmen sesar aktif yang sudah teridentifikasi. Namun, masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara rawan gempa," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
BACA JUGA:BKN Perpanjang Waktu Pendaftaran CPNS 2024, Ini Cara Mengajukan Pengembalian Dana e-meterai CPNS
"Sampai saat ini, lanjut dia, juga masih banyak sumber gempa atau sesar yang belum terpetakan. Dia pun mengingatkan potensi-potensi gempa merusak yang sebenarnya masih belum dikenal. Termasuk, gempa-gempa dengan kedalamnan di atas 300 km di bawah laut (gempa deep focus) yang sampai saat ini pemicunya masih dalam perdebatan," ungkap Daryono.