BACA JUGA:Kenali 6 Jenis dan Manfaat Tes DNA, 8 Penyakit Genetik Ini Bisa Terdeteksi
Namun, bagian akhir dari video tersebut yang menampilkan aksi kekerasan terhadap seorang karyawan oleh dua orang pria ternyata tidak ada hubungannya dengan kejadian di Aceh Barat.
Segmen kekerasan dalam video tersebut adalah rekaman yang diambil dari kasus perampokan dan pembunuhan yang terjadi di Sumatera Utara.
"Peristiwa kekerasan dalam video tersebut bukan terjadi di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, seperti yang dinyatakan dalam unggahan video tersebut," tambah Iptu Fachmi.
BACA JUGA:Korupsi Retribusi TKA, Eks Kasi Disnakertrans Dituntut 6 Tahun Penjara Akibat Palsukan Tanda Tangan
Situasi ini menjadi semakin rumit ketika masyarakat yang telah melihat video itu langsung mengasumsikan bahwa kejadian perampokan dan pembunuhan tersebut benar-benar terjadi di daerah mereka.
Masyarakat Kabupaten Aceh Barat, yang selama ini relatif tenang, tentu merasa terkejut dan cemas dengan beredarnya video yang menggambarkan tindakan kekerasan brutal tersebut.
Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, pihak kepolisian memastikan bahwa bagian dari video yang menampilkan aksi kekerasan bukanlah kejadian lokal.
BACA JUGA:Lagi Asyik Nyanyi Malah Disuruh Berhenti, Gilga Sahid Kecewa dan Lempar Mic
Polisi menekankan bahwa bagian pertama video yang memperlihatkan dugaan pencurian di toko ritel memang benar terjadi, tetapi peristiwa kekerasan yang terekam di bagian akhir video sama sekali tidak berhubungan dengan insiden pencurian tersebut.
Menanggapi viralnya video hoaks ini, pihak karyawan yang terlibat dalam penyebaran video juga telah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada publik.
BACA JUGA:Ingin Ganti Nama? Pahami Dulu 5 Pertanyaan Hakim Saat Sidang Ganti Nama, Bersera Syaratnya
Iptu Fachmi Suciandy menjelaskan bahwa karyawan tersebut telah mengakui kesalahannya dalam menyebarkan video tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut mengenai keaslian dan konteks video tersebut.
"Pelaku sudah memberikan keterangan yang sebenarnya, dan dia juga sudah meminta maaf atas video hoaks yang telah tersebar luas ini," jelas Fachmi.
BACA JUGA:Jelang Penutupan Pendaftaran CPNS 2024, Kantor Pos Curup Pastikan Stok Materai Cetak Aman
Polisi juga menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam membagikan konten di media sosial, terutama ketika konten tersebut berkaitan dengan tindakan kriminal atau kekerasan.