2. Utang yang Menumpuk
Tupperware bangkrut juga disebabkan oleh beban utang yang besar. Melansir dari Reuters, perusahaan ini memiliki utang lebih dari US$ 700 juta (sekitar Rp 10,85 triliun).
Persiapan kebangkrutan menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan pemberi pinjamannya mengenai cara mengelola utang tersebut.
CEO Tupperware, Laurie Ann Goldman, dalam siaran pers menyatakan, "Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang."
BACA JUGA:Sebelum Membeli, Kenali Dulu Kelebihan dan Kekurangan Produk Tupperware
3. Persaingan dan Inovasi yang Tertinggal
Tupperware gagal beradaptasi dengan perubahan pasar dan persaingan yang semakin ketat. Melansir dari The Guardian, perusahaan berjuang menyamai pesaing wadah penyimpanan lain yang lebih inovatif dalam mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih muda di TikTok dan Instagram.
Sementara itu, model bisnis Tupperware masih sangat bergantung pada pemasaran berjenjang atau MLM (multi-level marketing).
Neil Saunders menambahkan, "Perusahaan ini dulunya paling inovatif seperti 'gadget' canggih di dapur, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya."
BACA JUGA:Kapan Jadwal Pengumuman Administrasi CPNS Kemenkumham 2024? Berikut Ini LINK dan Cara Ceknya
4. Masalah Manajemen dan Pelaporan Keuangan
Tupperware mengalami kesulitan dalam manajemen keuangan dan pelaporan. Melansir dari laporan perusahaan kepada Securities and Exchange Commission (SEC), Tupperware mengaku belum mampu melaporkan kinerja keuangan kuartalan terbaru pada tanggal jatuh tempo yang ditentukan.
Perusahaan juga menyatakan tidak akan mampu untuk menyelesaikan dan mengajukan laporan tahunan 2023.
Dalam keterbukaan tersebut, Tupperware menyatakan, "Departemen akuntansi Perusahaan telah mengalami, dan terus mengalami, penurunan kinerja yang signifikan, termasuk kepergian Chief Financial Officer baru-baru ini, yang mengakibatkan kesenjangan sumber daya dan keahlian, keterbatasan sumber daya, dan hilangnya kesinambungan pengetahuan."
BACA JUGA:Bejat! Driver Ojol Cabuli Bocah Laki-laki 11 Tahun, Modus Pura-pura Minta Bantuan
Melihat Awal Mula Kesuksesannya