Nasabah tidak lagi perlu mendatang kantor cabang bank untuk mengakses dan mengatur keuangan. Bahkan kini bank digital turut mendukung layanan offline di kantor cabang seperti hadirnya fitur Queue Management System.
2. Tarif yang Semakin Efisien
Hadirnya layanan perbankan secara digital juga mampu mengurangi biaya dan tarif yang dikenakan kepada nasabah.
Hal ini disebabkan oleh mudahnya integrasi layanan perbankan digital dengan platform-platform lainnya melalui API (Application Programming Interface).
Salah satu contoh API adalah BRIAPI, layanan API milik BRI ini mampu mengintegrasikan produk dan layanan BRI ke berbagai platform pihak ketiga secara lebih cepat, pertukaran data lebih aman, dan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan metode Host-to-Host.
BACA JUGA:Korupsi Dana Zakat, Infaq dan Sedekah, Mantan Kepala Baznas Bengkulu Selatan Divonis Penjara
3. Ragam Fitur Beyond Banking
Melalui platform aplikasinya, pemain perbankan digital berlomba-lomba untuk mampu menghadirkan fitur-fitur yang mampu menjawab berbagai kebutuhan nasabah.
Manfaat yang diberikan oleh fitur-fitur ini tidak lagi terbatas pada layanan perbankan saja, tapi juga beyond banking, menjangkau berbagai ekosistem.
Untuk menjawab kebutuhan nasabah akan layanan keuangan, misalnya, BRI menghadirkan kemudahan transfer dana melalui BRIVA, tarik tunai tanpa kartu, pembayaran menggunakan QRIS, hingga pembayaran tagihan dari berbagai biller seperti telepon, listrik, air, voucher game, dan sebagainya.
BACA JUGA:Jangan Asal Pakai, Ini 5 Tips Aman Menggunakan Wifi Publik
4. Keamanan
Keamanan selalu jadi prioritas tertinggi dalam penyediaan layanan perbankan digital. Kini, nomor pin bukan jadi pertahanan keamanan satu-satunya saat bertransaksi.
Terdapat multi-factor authentication yang menjamin keamanan rekening, misalnya hadirnya otentikasi biometrik, dan OTP (one-time password).
Meski begitu, tantangan cybersecurity yang dihadapi perbankan digital juga ikut berevolusi, misalnya maraknya social engineering yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman masyarakat dengan literasi digital yang rendah.