Penyakit ini bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Kolera ini bisa menimbulkan diare parah, sehingga menyebabkan dehidrasi.
BACA JUGA:Bareskrim Polri Sita Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin, Tembus Rp 221 Miliar
3. Dehidrasi
Dehidrasi ini bisa disebabkan oleh beberapa penyakit seperti diare dan kolera, atau kondisi lingkungan seperti kekeringan ekstrem.
Sekitar 60 persen berat tubuh terdiri dari air. Seseorang dengan bobot 70 kilogram, menandakan terdapat 42 liter air dalam tubuhnya. Organ penting seperti otak dan jantung tiga perempatnya terdiri dari air. Bahkan, tulang yang keliatannya 'kering' sekalipun, 31 persennya terdiri dari air.
Awas, dehidrasi parah bisa menimbulkan sederet komplikasi. Mulai dari kejang, gagal ginjal, syok hipovolemik, hingga kematian.
BACA JUGA:Jangan Asal Pilih, Ini 7 Merek Tempat Makan Plastik Terbaik, Kualitas Makanan Tahan Lama
4. Sakit Mata
Udara yang kering dan debu mudah berterbangan ketika musim kemarau. Nah, kondisi inilah yang bisa meningkatkan risiko sakit mata dengan gejala mata menjadi kering.
Kondisi ini bisa terjadi ketika air mata tak memiliki kemampuan yang cukup untuk lubrikasi mata. Gejala yang muncul tak cuam itu saja, tapi bisa juga mata merah, belekan, hingga rasa mengganjal pada mata.
Berdasarkan data UN Water, pada 2025 seluruh wilayah Indonesia masuk ke dalam krisis air tingkat medium.
Artinya, air bersih ada tapi terbatas. Sedangkan Pulau Jawa (lebih dari 140 juta penduduk) masuk ke dalam kategori krisis air tingkat tinggi.
BACA JUGA:Bareskrim Polri Sita Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin, Tembus Rp 221 Miliar
Menurut data United Nations (UN) pada 2050 permintaan terhadap air bersih diproyeksikan meningkat sebanyak lebih dari 40 persen.
Imbasnya, seperempat populasi dunia akan hidup di negara-negara dengan krisis air bersih yang sangat kronis.
Itulah daftar wilayah di Indonesia yang mengalami kekeringan ekstrim. Ingat untuk selalu berhemat air dalam keadaan apapun itu.
Putri Nurhidayati