Bagi daerah yang masih berada dalam musim hujan, penting untuk memastikan sistem pengelolaan air hujan berfungsi dengan baik, agar risiko banjir dapat dikurangi dan pemanfaatan air bisa dimaksimalkan.
Pertanyaannya, apa sih dampak kesehatan dari musim kemarau panjang dan kekeringan ekstrem ini?
Dampak Kekeringan Ekstrem
1. Masalah Paru-Paru
Kemarau panjang dapat meningkatkan polusi udara, sebab frekuensi hujan akan berkurang. Padahal, hujan sendiri bisa membersihkan polutan-polutan. Nah, polusi udara baik di alam atau ruangan dapat berhubungan langsung dengan sel paru saat kita menarik napas.
Dari sel paru ini, zat polutan bisa menyerang organ lain dalam tubuh melalui peredaran darah. Ketika masuk ke tahap lanjut, kerusakan sel ini akan semakin luas dan bisa menyerang saluran pernapasan bawah dan atas.
BACA JUGA:Aksi Brutal, Rombongan Pengantar Jenazah Keroyok Pengendara Motor, Apa Pemicunya?
Tak cuma itu saja, partikel polusi yang telah melewati paru masuk ke peredaran darah dan menyerang pembuluh hingga jantung.
Di lain tempat, ahli dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, kemarau panjang dapat mengurangi kualitas udara dan membahayakan kesehatan orang dengan kondisi tertentu.
Selama musim ini, tanah kering dan kebakaran hutan akan meningkatkan jumlah partikel udara dalam bentuk asap.
Nah, partikel inilah yang bisa mengiritasi saluran udara dan memperburuk penyakit pernapasan kronis. Misalnya asma dan meningkatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
BACA JUGA:Bareskrim Polri Sita Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin, Tembus Rp 221 Miliar
2. Meningkatnya Penyebaran Agen Penyakit
Musim kemarau panjang dan kekeringan ekstrem juga bisa meningkatkan risiko penyebaran wabah penyakit, seperti leptospirosis, diare, dan kolera. Peluang kejadian penyakit ini akan meningkat ketika terjadinya kekurangan air untuk sanitasi atau kekeringan, atau saat terjadi banjir.
Ingat, jangan menyepelekan penyakit seperti kolera. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae.