Polisi juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk beberapa karyawan kampus dan teman kuliah SNV, untuk memperjelas kronologi kejadian.
Berdasarkan keterangan saksi, SNV sudah berpacaran selama tujuh bulan dengan pacarnya sebelum hubungan mereka berakhir.
Pada malam sebelum kejadian, sekitar pukul 22.00 WIB, SNV sempat mengirimkan pesan melalui WhatsApp kepada teman-temannya.
Dalam pesan tersebut, ia berpamitan dan meminta maaf, yang membuat teman-temannya semakin yakin bahwa SNV memang sudah merencanakan aksinya.
Akhyar menambahkan, "Korban WA (WhatsApp) mengatakan pamit serta minta maaf kepada teman-temannya pada malam harinya."
Kasus ini tentu saja membuat kampus Universitas Ciputra turut berduka. Humas Universitas Ciputra, Erlita Tantri, menyampaikan rasa belasungkawa atas kejadian tragis yang menimpa mahasiswi mereka.
"Almarhumah adalah mahasiswi kami," ujar Erlita. Ia juga menjelaskan bahwa SNV selama ini dikenal sebagai mahasiswi yang memiliki kepribadian baik dan tidak pernah mengalami masalah dalam bidang akademik. "Selama ini Almarhumah dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak memiliki masalah akademik," tambahnya.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi banyak pihak tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa yang kerap menghadapi tekanan akademik dan sosial.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya dukungan sosial, baik dari lingkungan kampus maupun keluarga, untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Meskipun dugaan sementara menunjukkan bahwa permasalahan asmara menjadi pemicu utama tindakan bunuh diri tersebut, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikan tidak ada faktor lain yang turut berperan.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat, terutama para mahasiswa, untuk lebih terbuka dalam mencari bantuan ketika menghadapi masalah berat dalam hidup mereka.
Sheila Silvina