Sesuaikan produk investasi dengan pertimbangan tujuan dan profil risiko yang ada. Saat ini pilihan investasi semakin beragam dengan return yang menarik dan menjanjikan di masa depan.
Beberapa instrumen tersebut seperti saham, reksa dana, ETF, maupun SBN Ritel yang dijamin oleh negara.
BACA JUGA:Rekomendasi 10 Situs Penghasil Uang Tambahan, Cuma Modal Hp dan Internet
Jenis-Jenis Risiko Investasi
Seperti halnya kegiatan finansial lainnya, investasi juga melibatkan risiko. Berikut ini beberapa jenis risiko investasi:
1. Risiko pasar
Yang pertama adalah risiko pasar, ini merujuk pada fluktuasi nilai investasi akibat perubahan dalam kondisi pasar. Faktor-faktor seperti perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, dan sentimen investor dapat mempengaruhi nilai investasi.
Dalam mengelola risiko investasi ini, penting untuk kamu melakukan diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan dana ke berbagai instrumen investasi.
BACA JUGA:Simulasi Angsuran Toyota Calya 2024, DP Mulai Rp 5 Juta dan Bisa Dicicil 60 Bulan
2. Risiko kredit
Risiko kredit terjadi ketika pihak yang berhutang tidak mampu membayar kembali utangnya. Hal ini dapat terjadi pada investasi obligasi atau pinjaman kepada perusahaan atau pemerintah.
Untuk itu, kamu perlu melakukan analisis kredit dengan cermat dan mempertimbangkan tingkat kredit serta kondisi keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi sebagai salah satu cara meminimalisir terjadinya risiko investasi ini.
BACA JUGA:Terbukti Cair, Begini Cara Dapat Uang dari JadiDuit, Tertarik Coba?
3. Risiko likuiditas
Risiko investasi berikutnya yang perlu untuk dipahami adalah risiko likuiditas. Risiko investasi jenis ini berkaitan dengan kemampuan investor untuk menjual investasinya dengan cepat dan tanpa menimbulkan kerugian signifikan.
Beberapa jenis investasi mungkin sulit untuk dijual secara instan, seperti properti atau saham yang kurang likuid.
Sebelum berinvestasi, penting untuk mempertimbangkan tingkat likuiditas instrumen tersebut dan apakah kamu mampu menanggung risiko investasi tersebut atau tidak.
BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu! Ini 7 Penyebab Pinjaman KUR Ditolak, Buruan Cek
4. Risiko inflasi
Risiko inflasi terjadi ketika laju inflasi melebihi tingkat pengembalian investasi. Jika pengembalian investasi tidak dapat mengimbangi inflasi, maka daya beli akan berkurang.
5. Risiko politik
Risiko politik ini terjadi akibat perubahan dalam kebijakan pemerintah yang dapat berdampak negatif terhadap nilai investasi. Kebijakan fiskal, peraturan perpajakan, stabilitas politik, dan perubahan hukum adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi investasi.