Setelah melukai korban, Maria memaksa Pudjiono keluar dari mobil dalam keadaan terluka. Namun, aksinya tidak berjalan mulus.
Seorang pengendara mobil yang kebetulan melihat kejadian tersebut segera berusaha mengejar Maria dan berupaya menutup jalan agar pelaku tidak bisa melarikan diri.
Kepanikan pun melanda Maria, yang kemudian menabrakkan mobil hasil curiannya tersebut ke kendaraan lain. Warga yang berada di sekitar lokasi berhasil menangkap Maria dan menyerahkannya kepada pihak kepolisian.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Aman, Air Galon atau Air Rebusan Sendiri? Coba Cek Perbandingannya di Sini
Motif di Balik Aksi Kriminal
Saat diperiksa oleh pihak kepolisian, Maria mengaku bahwa alasan utama di balik aksinya adalah kebutuhan finansial untuk bekerja di Australia.
Ia mendapat informasi bahwa untuk bisa bekerja di negara tersebut, ia harus menyediakan sejumlah uang sebagai modal.
Terdesak oleh keadaan, Maria berinisiatif melakukan tindakan kriminal dengan harapan mendapatkan uang cepat melalui penjualan mobil hasil curian.
Namun, keputusannya ini ternyata justru membawa petaka. Maria kini harus berhadapan dengan hukum, dan korban yang menjadi sasaran kekerasan fisiknya harus menjalani perawatan medis akibat luka-luka yang dideritanya.
BACA JUGA:Aksi Tengil Pemotor, Coret-coret Belakang Truk Ditengah Kemacetan, Pelaku Ditangkap
Lebih lanjut, Pudjiono menuturkan bahwa, korban dalam insiden ini, mengalami luka tusuk di bagian leher dan wajah, yang tentu membutuhkan waktu untuk pulih.
Kekhawatiran dari Komunitas Pengemudi Online
Kasus pembegalan ini mengundang perhatian serius dari komunitas pengemudi online, khususnya di Surabaya, di mana kasus-kasus serupa telah beberapa kali terjadi.
Sekjen Himpunan Pengusaha Daring (HIPDA), David Walalangi, menyatakan kekhawatirannya atas maraknya aksi pembegalan yang menargetkan para sopir taksi online. Ia berharap pihak kepolisian dapat menindak tegas pelaku kejahatan seperti ini agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.
“Kami berharap penegakan hukum lebih tegas. Jangan sampai kejadian ini menjadi trauma bagi semua driver online. Banyak masyarakat kelas menengah yang bergantung pada pekerjaan ini,” kata David.
Komunitas pengemudi online pun meminta agar perusahaan taksi dan ojek online memperketat sistem pemesanan, terutama terkait verifikasi akun penumpang, guna mengurangi potensi kejahatan.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Aman, Air Galon atau Air Rebusan Sendiri? Coba Cek Perbandingannya di Sini