Menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor memerlukan persiapan yang matang.
BACA JUGA:Bakal Dilanjutkan Tahun 2025, Ini 5 Kriteria Masyarakat Bisa Dapat Bansos PKH, Apa saja?
Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk memitigasi risiko dan dampak bencana hidrometeorologi:
1. Menjaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan saluran air, selokan, dan sungai bersih dari sampah untuk mencegah banjir.
2. Pemangkasan Pohon: Memangkas daun dan ranting pohon besar untuk mengurangi risiko pohon tumbang saat badai.
3. Membuat Jalur Evakuasi: Siapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang aman.
BACA JUGA:Gara-gara Ini Manusia Silver di Jalanan Dicari Polisi
4. Memperbarui Informasi Cuaca: Selalu perbarui informasi prakiraan cuaca dari sumber yang kompeten.
5. Pelatihan dan Simulasi: Lakukan pelatihan dan simulasi tanggap darurat secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
6. Menanam Pohon: Menanam pohon yang dapat mencegah tanah longsor dan mengikat air tanah, seperti pohon karet dan mahoni.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi risiko dan dampak dari bencana hidrometeorologi.
Karakteristik Hujan Sumatera Utara
Musim hujan di Sumatera Utara memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, seperti Jawa. Berikut beberapa karakteristik utama:
1. Pola Hujan Ekuatorial
Sumatera Utara mengalami pola hujan ekuatorial karena letaknya dekat dengan garis khatulistiwa. Ini berarti wilayah ini memiliki dua puncak musim hujan dalam setahun.
2. Dua Puncak Musim Hujan
Puncak musim hujan pertama biasanya terjadi pada bulan April, dan puncak kedua pada bulan Oktober.
3. Curah Hujan Bervariasi
Curah hujan di Sumatera Utara bervariasi berdasarkan topografi. Wilayah pesisir barat memiliki curah hujan tertinggi, mencapai 230-570 mm per bulan, sedangkan wilayah pesisir timur memiliki curah hujan yang lebih rendah, sekitar 100-150 mm per bulan.