NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Datang lebih awal, ini prediksi musim hujan di NTT dari BMKG.
Musim hujan di Indonesia adalah periode yang ditunggu-tunggu, terutama oleh masyarakat yang bergantung pada pertanian.
BACA JUGA:Penipuan Fun Bike Berkedok HUT Jogja, Oknum PNS Jadi Tersangka, Terancam 4 Tahun Penjara
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), perubahan cuaca ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan, terutama karena dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Menurut prediksi, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode Oktober hingga November 2024 untuk wilayah barat, dan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah timur.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, kapan tepatnya musim hujan akan dimulai di NTT pada tahun 2024?
BACA JUGA:Prediksi Musim Hujan di Madiun 2024, BMKG Ungkap Kecamatan Ini Alami Peningkatan Curah Hujan
Prediksi Musim Hujan di NTT
Berdasarkan informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan di NTT untuk periode 2024/2025 diperkirakan akan datang lebih awal dari kebiasaannya.
Hal ini menjadi perhatian penting, mengingat musim hujan yang tiba lebih awal dapat membawa dampak signifikan bagi masyarakat, terutama dalam sektor pertanian dan kesiapan menghadapi bencana alam.
Kepala BMKG NTT, Rahmatulloh Adji, dalam jumpa pers yang berlangsung di Kantor Gubernur NTT, menjelaskan bahwa dari total 28 zona di NTT, terdapat satu zona yang akan mengalami musim hujan lebih awal pada bulan Oktober 2024, sekitar dasarian ketiga.
“Kurang lebih sekitar 3%. Meliputi Manggarai Barat, bagian timur, Manggarai Tengah, dan Manggarai Timur bagian tengah,” kata Adji.
BACA JUGA:Potensi Cuaca Ekstrem, Ini Prediksi Musim Hujan di Mojokerto 2024 dari BMKG
Sementara itu, 19 zona lainnya, yang mencakup sekitar 68% dari total zona, diperkirakan akan memasuki musim hujan pada bulan November 2024. Delapan zona lainnya, atau sekitar 29%, akan mengalami musim hujan pada bulan Desember 2024.
Periode awal musim hujan di NTT untuk tahun 2024-2025 ini lebih cepat dibandingkan dengan periode awal musim hujan dari tahun 1921 hingga 2020.
“Ada 11 zona atau 39% yang diprediksi akan mengalami perubahan waktu yang lebih cepat. Sementara itu, sekitar 12 zona atau 43% diperkirakan akan sama dengan kondisi biasanya, dan hanya lima zona yang mengalami penundaan, yaitu sebesar 18%.” imbuhnya