BACA JUGA:10 Rekomendasi Hotel Murah di Surabaya, Cocok untuk Referensi Penginapan Liburan
2. Mengurangi penyerapan minyak pada daging
Memasak ayam dengan kulitnya dapat membantu menjaga kelembaban daging ayam. Saat kalian memasak ayam dengan suhu tinggi, kulitnya berfungsi sebagai penghalang minyak.
Dengen begitu, minyak tidak diserap berlebihan ke dalam dalam daging sehingga kelembaban daging ayam terjaga.
Jika memasak ayam tanpa kulit, minyak bisa langsung terserap pada daging dan menyebabkan daging ayam kering.
3. Mengurangi asupan garam
Lantaran rasa kulit ayam sudah gurih, jadi kalian mungkin tidak perlu untuk menambahkan terlalu banyak garam lagi.
Penambahan sedikit garam dalam masakan ayam sudah cukup membuat masakan tersebut lezat.
Kebanyakan garam justru dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.
Mengurangi asupan garam membantu menurunkan tingkat tekanan darah, terutama pada orang dengan tekanan darah tinggi.
BACA JUGA:Kenali, 8 Gejala dan Penyebab Kanker Usus Besar, Begini Cara Pencegahannya
4. Tinggi protein
Kulit ayam mengandung protein. Apabila mengonsumsinya dalam porsi sewajarnya, makanan ini bisa membantu menurunkan berat badan. Meningkatkan asupan protein dapat memberikan rasa kenyang. Hal ini bisa mengurangi keinginan untuk makan lebih banyak.
Bahaya Kulit Ayam jika Dikonsumsi secara Berlebihan
Nah, seperti disinggung sebelumnya, ada beberapa bahaya kesehatan yang bisa muncul akibat mengonsumsi kulit ayam, namun ini jika secara berlebihan, yaitu:
1. Berat badan berlebih
Konsumsi kulit ayam secara berlebihan bisa memicu kenaikan berat badan. Hal ini karena kulit ayam mengandung kalori yang cukup tinggi, apalagi jika digoreng menggunakan tepung.
Jika konsumsi kulit ayam tidak segera dibatasi, kalian bisa mengalami berat badan berlebih atau obesitas. Kedua kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi atau stroke.
BACA JUGA:Seleksi Penerimaan PPPK 2024 Pemkab Seluma, 80 Orang Diprioritaskan untuk Tenaga Pemadam Kebakaran
2. Stroke
Bahaya kulit ayam lainnya adalah meningkatkan risiko terjadinya stroke. Prosesnya sama seperti penyakit jantung. Namun, pada stroke, penyempitannya terjadi di pembuluh darah otak.