Temuan ini menggugah banyak pihak untuk lebih memahami fenomena alam ini dan menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil masyarakat dan pemerintah.
Menurut Zoro, ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena petir di wilayah Depok menjadi sangat kuat. Salah satunya adalah faktor geografis dan iklim.
BACA JUGA:Universitas Trisakti Buka Lowongan Kerja Dosen 2024, Daftar di Sini
Depok terletak di antara lembah dan memiliki pengaruh angin yang datang dari berbagai arah. Angin gunung yang turun dari Bukit Barisan, angin lembah, serta angin lokal dari Kepulauan Riau dan Selat Malaka, semua berperan dalam menciptakan awan petir yang sangat kuat.
Kombinasi dari angin-angin tersebut menyebabkan terbentuknya awan petir dengan intensitas yang lebih tinggi di Depok.
Dengan pertemuan angin yang begitu kompleks, terciptalah awan yang sangat padat dan sering menghasilkan sambaran petir. Inilah yang menjadikan Depok sebagai daerah yang memiliki konsentrasi petir yang sangat tinggi.
BACA JUGA:Syarat dan Cara Melamar Lowongan Kerja BPJS Kesehatan Terbaru 2024, Buruan Daftar
Selain faktor angin, kandungan mineral di tanah Depok juga berperan dalam memperkuat sambaran petir. Tanah di Depok mengandung banyak besi, yang meningkatkan frekuensi sambaran petir negatif.
Zoro juga menyatakan bahwa sambaran petir negatif lebih sering terjadi di Depok dibandingkan dengan sambaran petir positif atau antarawan.
Ini terlihat jelas dari catatan PLN Depok pada tahun 2001, yang mencatat 340 kali sambaran petir positif, 8.520 kali sambaran petir negatif, dan 1.151 sambaran antarawan, dengan kekuatan maksimum yang tercatat mencapai 290,2 KA.
Sementara itu, selain Zoro, rekan sejawatnya dari ITB, Syarif Hidayat, juga menyatakan belum ada skala pengukuran yang jelas untuk mengategorikan petir berdasarkan kekuatannya.
BACA JUGA:Tak Biasa, Gurun Al-Jawf di Arab Saudi Dihujani Salju, Pertanda Akhir Zaman?
Syarif menjelaskan lebih lanjut bahwa ada beberapa alasan mengapa Depok menjadi salah satu daerah dengan frekuensi petir tinggi, salah satunya adalah kondisi geografisnya. Ia menjelaskan,
"Depok dan Bogor dikelilingi oleh pegunungan tinggi seperti Gunung Salak dan Gunung Halimun, serta dekat Teluk Jakarta."
Pada pagi hari, sinar matahari yang menyinari puncak gunung akan memanaskan udara di sekitarnya, yang kemudian naik ke atas dan digantikan oleh udara lembab dari bawah.
Proses ini menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan awan petir. Secara teori, petir terbentuk ketika awan-awan naik, berkumpul membentuk cumulonimbus, dan terjadi gesekan antar molekul air dan es yang menghasilkan muatan listrik.